Hujan Bukan Faktor Tunggal Banjir di Rangkasbitung

Lebak, IDN Times - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizky mengatakan, curah hujan menjadi salah satu sebab banjir menggenangi wilayah Kecamatan Rangkasbitung, Lebak dalam beberapa hari terakhir ini.
"Curah hujan ekstrem di hulu Sungai Ciranjieun dan Cikambuy," kata Febby kepada IDN Times.
Namun, curah hujan tinggi bukan satu-satunya musabab banjir yang berulang menggenangi wilayah Kecamatan Rangkasbitung, Lebak.
Baca Juga: 2 Desa di Rangkasbitung Tergenang Banjir Lagi, 2 Warga Trauma
1. Ratusan ribu hektare lahan hijau di Lebak berstatus kritis
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak, Nana Sudjana mengatakan, faktor lain musabab bencana ini adalah berkurangnya lahan serapan air di wilayah itu.
"Faktor lain tentu tutupan lahan yang berkurang, karena pembangunan di Rangkasbitung begitu pesat otomatis banyak lahan terbuka. Artinya, run off air larian semakin tinggi, serapannya berkurang," kata dia.
Nana mengatakan, berdasar data pihaknya, lahan kritis Lebak cukup tinggi, yaitu sekitar 127.170,97 hektare (ha). "Nah ini mungkin faktor lainnya," kata dia.
2. DLH tak bisa berbuat banyak
Pihaknya mengaku kesulitan dalam menanggulangi deforestasi ini. "Namun perlu diketahui sejak Undang-Undang no 23 tahun 2014 tentang Otonomi Daerah, kita tidak punya kewenangan di bidang kehutanan," kata di.
Nana menegaskan, kewenangan persoalan itu kini ada di pemerintah provinsi. "Kita hanya punya tupoksi pemantauan kualitas lingkungan," kata dia.
Baca Juga: Filosofi dan Keseriusan Suku Baduy dalam Menjaga Hutan
3. Laju pembangunan jadi sebab kerusakan lingkungan di Lebak?
Nana tak merinci penyebab terjadinya lahan kritis itu. Namun yang pasti, kata dia, laju pembangunan di Lebak jadi salah satu faktornya.
"Mungkin ini mungkin ya. Kita gak punya data yang pasti bahwa laju pembangunan fisik, yang perlu lahan, penebangan pohon lebih tinggi dari laju penanaman," kata dia.
Baca Juga: Potret Banjir Landa Pemukiman di Rangkasbitung