Ini Upaya Pemkot Entaskan Persoalan Stunting di Kota Tangerang

Sebar ratusan tim pendamping keluarga salah satu ya

Kota Tangerang, IDN Times - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jatmiko menuturkan, pihaknya telah membentuk 754 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Tim yang dibentuk sejak tahun 2022 itu tersebar di 13 kecamatan.

Tim ini terdiri dari kader PKK dan tenaga kesehatan yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting. Adapun kelompok yang menjadi target adalah calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, bayi dua dan lima tahun. 

Baca Juga: Spanduk Dukung Arief Wismansyah Cagub Banten Bertebaran di Tangerang

1. Beragam program telah dibuat

Ini Upaya Pemkot Entaskan Persoalan Stunting di Kota TangerangSosialisasi pencegahan stunting di Nusa Tenggara Timur. (instagram.com/bkkbnofficial)

Selain itu, pihaknya juga memiliki program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL).

Ada juga program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) yang juga dikuatkan beserta akses pelayanan keluarga berencana.

"Dalam pergerakannya, DP3AP2KB fokus akan pada pencegahan ataupun pola asuh yang nantinya akan berpengaruh pada perbaikan asupan gizi dan penurunan infeksi hingga angka stunting tertangani dan tidak meningkat," jelasnya.

2. Pendataan bayi stunting sudah tersistem, cara penanganan lebih mudah

Ini Upaya Pemkot Entaskan Persoalan Stunting di Kota TangerangIlustrasi pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeni menyatakan, Dinkes telah menggunakan aplikasi SiData untuk mendata anak berstatus stunting dengan terinci, yakni by name by address.

Dengan demikian, intervensi yang disiapkan akan lebih sesuai target yang dibutuhkan mereka anak, keluarga atau lingkungan berstatus stunting.

Program yang dikerahkan Dinkes dalam penanganan kasus stunting, kata Dini, cukup banyak. Salah satunya, konsumsi pangan melalui promosi dan konseling menyusui, pemberian makanan bayi anak pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, sumplementasi gizi makro, suplementasi tablet penambah darah, suplemen ibu hamil, vitamin A, kalsium dan zinc serta fasilitas Pos Gizi.

"Sedangkan untuk pelayanan kesehatan, Dinkes cukup fokus dengan pemantauan pertumbuhan, pemeriksaan kehamilan gratis, pendampingan ibu hamil oleh kader Srikandi, kelas ibu hamil dan balita, posyandu remaja, imunisasi, pemberian obat cacing. Tak sampai disitu, Dinkes juga melakukan penyuluhan calon pengantin dan menyediakan sistem rujukan terintegrasi," kata Dini.

3. Angka stunting di Kota Tangerang diklaim terendah di Banten

Ini Upaya Pemkot Entaskan Persoalan Stunting di Kota TangerangIlustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Dini mengaku, keberhasilan penurunan stunting di Kota Tangerang merupakan buah dari kerja sama dengan melakoni program yang ada secara holistik dan terintegratif.

"Mulai dari OPD yaitu Dinkes, Bappeda, DP3AP2KB, Disdukcapil, PDAM, Perkim, Diskominfo, Dinsos, DKP, organisasi profesi, media masa, pendidikan, universitas dan pihak swasta, semua bergerak, sadar dan menjadi tanggung jawab," katanya.

Diketahui, Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berhasil menekan angka stunting dari 15,3 persen pada 2021 menjadi 11,8 persen pada 2022, turun 3,5 persen. Angka ini termasuk terendah di Provinsi Banten.

Baca Juga: Walkot Tangerang Ingin Bangun Aerotropolis, Gantikan Jakarta

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya