Pedagang Kuliner Balong Ranca Lentah Rangkasbitung Kompak Pakai QRIS

Para pedagang gak perlu pusing soal kembalian

Lebak, IDN Times - Kawasan Balong Ranca Lentah, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dikenal luas sebagai tempat jajanan kuliner dengan beragam pilihan makanan dengan harga terjangkau. Meski kaki lima, pedagang di sini sudah melek teknologi loh. 

Para pedagang di sini menawarkan pilihan dalam bertransaksi, baik secara konvensional atau cash hingga metode cashless melalui QRIS atau Quick Response Code Indonesia Standard.

Salah satu pedagang seblak, Hasanah mengaku sudah memakai QRIS dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, walau belum mendongkrak penjualan secara signifikan, adanya QRIS memudahkan dia untuk menabung atau sekadar tak ribet menyiapkan uang kembalian.

"Jadi kayak uang kita tuh ada di tabungan gitu nggak di sini (cash) semua," kata Hasanah kepada IDN Times, Senin (29/5/2023).

1. QRIS permudah dan beri pilihan transaksi berjualan

Pedagang Kuliner Balong Ranca Lentah Rangkasbitung Kompak Pakai QRISIDN Times/Muhamad Iqbal

Hasanah mengungkap, para pedagang gerobak di kawasan Balong Ranca Lentah menggunakan QRIS dari BRI. Dulu, imbuhnya, petugas BRI mendatangi satu persatu para pedagang untuk menawarkan pembuatan QRIS, memasang aplikasi,  hingga hingga pembukaan rekening.

"(BRI) membantu kita banget buat belajar maju yah. Kan saya juga kan kebetulan punya cicilan ke BRI juga ya. Jadikan saya ga perlu pindahin uang manual bukunya ke rekening Simpedes saya," kata dia.

Hal senada disampaikan, Sunardi. Bapak 50 tahun ini sudah dua tahun terakhir memakai QRIS untuk mempermudah transaksi dengan pembeli ketika dia berjualan di di kawasan wisata Balong Ranca Lentah.

Selain memberi pilihan bagi konsumennya dalam membeli gorengan, keuntungan lain yang ia dapatkan adalah bisa menabung tanpa harus melakukan setoran ke bank.

"Ada pilihan buat bayar dan kita kan bisa nabung lah jadi nggak diambil-ambil lah uangnya untuk nabung aja," kata Sunardi.

Meski, diakuinya, penggunaan QRIS belum berdampak signifikan bagi omzet penjualannya sejauh ini. "Memang belum banyak sih yang pake kalo beli," kata dia.

Namun begitu, dengan adanya QRIS, pilihan pembeli untuk membayar jadi lebih variatif. "Tapi untungnya ya, QRIS bisa belinya Rp8 ribu doang, kemarin bisa ada anak beli pakai (QRIS). 'Pak ini sukses' katanya sambil nunjukin handpone-nya," kata dia.

2. BRI datangi satu per satu pedagang untuk pembuatan kode QRIS

Pedagang Kuliner Balong Ranca Lentah Rangkasbitung Kompak Pakai QRISIDN Times/Muhamad Iqbal

Pihak BRI  memang memberikan fasilitas pembuatan QRIS bagi para pelaku UMKM di kawasan tersebut.  Selain itu, bank pelat merah ini juga memberi kemudahan untuk pedagang yang ingin membuka rekening.

Manajer Bisnis Konsumer BRI Kantor Cabang Lebak Adysta Aprianto mengatakan, pemberian fasilitas digitalisasi terhadap para UMKM di kawasan ini bukan pekerjaan yang mudah. Tak hanya sekadar membuka rekening dan membuat QRIS, petugas juga harus mengedukasi para pedagang agar bisa bertransaksi digital. 

"Tantangan pastinya ada, karena kita lihat kan di Balong ini para pelaku UMKM nya ini kondisinya memang bukan usaha yang menengah ke atas, tapi memang usahanya menggunakan media gerobak atau warung warung tenda," kata Adysta, Selasa (30/5/2023).

Rata-rata pedagang di kawasan ini belum memiliki rekening sehingga perlu ada usaha edukasi soal perbankan, termasuk menggunakan rekening digital. 

3. Edukasi transaksi digital juga diberikan untuk para pedagang

Pedagang Kuliner Balong Ranca Lentah Rangkasbitung Kompak Pakai QRISIDN Times/Muhamad Iqbal

Petugas BRI, kata Adysta, mendatangi satu per satu para pedagang untuk pembuatan kode QRIS yang terkoneksi dengan rekening BRI mereka. Tak sampai di situ, edukasi transaksi digital juga diberikan kepada para pedagang.

"Mereka bilang ini gimana cara mengontrolnya uangnya sudah masuk apa belum bisa dicek atau enggak nah kita kasih informasi kalau untuk pengecekan kita bisa cek langsung lewat aplikasi Brimo dan juga kita sampaikan ada aplikasi BRI merchant untuk melihat apakah benar si konsumen ini sudah bayar atau belum," kata dia.

Sebab, dikhawatirkan ada indikasi penipuan melalui screenshot pembayaran palsu. "Nah setelah kita inovasi baru mereka merasa, 'oh ternyata bisa ya'," ungkapnya.

Adysta mengatakan, dengan transaksi pakai QRIS, para pedagang gak perlu lagi menggunakan atau menyiapkan uang kembalian ke konsumen. "Jadi kalau bayar misalnya beli es boba katakan Rp8 ribu, ya sudah bayar pakai QRIS.  Gak ada biaya uangnya langsung Rp8 ribu, nggak perlu kembalian," ungkapnya.

Dia mengakui, butuh waktu untuk mengedukasi para pedagang, bahkan memakan waktu hingga 3 bulan. 

Baca Juga: UMKM Tangsel Ini Cuan Puluhan Juta Rupiah dari Frozen Food

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya