Stunting Hambat Tumbuh Kembang Kecerdasan Anak

294.862 anak di Banten menderita stunting

Tangerang, IDN Times - Dampak stunting pada bayi tak hanya terjadi pada tumbuh kembang tubuh manusia. Melainkan juga terjadi pada tumbuh kembang kognitif dan kecerdasan anak.

Secara umum sebab terjadinya stunting ditentukan di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi tumbuh kembang janin hingga menjadi anak adalah fase terpenting pertumbuhan fisik dan kecerdasan bayi.

1.000 HPK bermula 270 masa kehamilan sejak hari pertama konsepsi lalu terbentuk embrio hingga 730 hari di usia dua tahun awal anak. Berikut ulasan IDN Times tentang dampak stunting bagi kecerdasan anak.

Baca Juga: 294.862 Balita di Banten Alami Stunting, Tertinggi Ada di Pandeglang 

1. Stunting terjadi karena beragam faktor

Stunting Hambat Tumbuh Kembang Kecerdasan Anakilustrasi perbedaan tinggi anak stunting dengan anak normal (Dok. IDN Times)

Disarikan dari laman Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, salah satu sebab kekurangan gizi anak di 1.000 HPK karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik.

Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Hasil Riskesdas 2013 menyebutkan, kondisi konsumsi makanan ibu hamil dan balita tahun 2016-2017 menunjukkan di Indonesia 1 dari 5 ibu hamil kurang gizi, 7 dari 10 ibu hamil kurang kalori dan protein, 7 dari 10 Balita kurang kalori, serta 5 dari 10 Balita kurang protein.

Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi.

Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.

2. Stunting sebabkan pertumbuhan otak anak terhambat

Stunting Hambat Tumbuh Kembang Kecerdasan AnakIlustrasi upaya pencegahan stunting. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Sementara dalam jurnal ilmiah berjudul Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar mengungkap, stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pada organ‐organ tubuh, dimana salah satu organ yang paling cepat mengalami kerusakan pada gangguan gizi ialah otak. Jurnal ini ditulis Adilla Dwi Nur Yadika, Khairun Nisa Berawi dan Syahrul Hamidi Nasution dari Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung pada 2019.

"Otak merupakan pusat syaraf yang sangat berpengaruh terhadap respon anak untuk melihat, mendengar, berpikir, dan melakukan gerakan," tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sunita Almatsier dalam Prinsip Dasar Ilmu Gizi yang mengatakan bahwa kekurangan gizi dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak secara permanen.

3. Anak stunting kurang percaya diri

Masih dalam jurnal yang sama, status gizi yang baik merupakan hal penting untuk perkembangan dan kematangan neuron otak. Anak stunting akan memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah dan kelemahan motorik karena terdapat gangguan pada proses pematangan fungsi otot.

Oleh karena itu, baik buruknya status gizi balita akan berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan psikomotorik anak.

"Menurut Administrative Committee on Coordination/Subcommittee on Nutrition, terdapat keterkaitan antara stunting dengan berat badan rendah, perkembangan motorik dan mental yang buruk dalam usia kanak-kanak dini, serta prestasi kognitif dan prestasi sekolah yang buruk dalam usia kanak-kanak lanjut," tulis jurnal tersebut.

4. Sebanyak 294.862 bayi di Banten idap stunting

Stunting Hambat Tumbuh Kembang Kecerdasan AnakMasjid Agung Kesultanan Banten (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) mencatat, Provinsi Banten menempati posisi lima besar daerah dengan angka balita stunting tertinggi se-Indonesia. Sebanyak 294.862 balita di tanah Jawara menderita stunting atau kekerdilan.

"Angka stunting Banten masih cukup tinggi. Tahun 2021, hasil dari survei di angka 24,5 persen sedangkan target nasional 24,4 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti saat dikonfirmasi, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga: 126.800 KK di Lebak Rawan Stunting, Dinkes Ungkap Penyebabnya

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya