Fakta di Balik Anak-Anak Suku Baduy yang Tak Enyam Pendidikan Formal

Selamat Hari Anak Nasional~

Lebak, IDN Times - Bicara tentang Hari Anak Nasional, khususnya di Banten, sulit melepaskan potret anak-anak di Suku Baduy. Anak-anak di pedalaman Lebak itu tak bisa disamakan dengan anak-anak pada umumnya.

Perbedaan fundamental, misalnya, sebagian besar anak-anak ini tidak mengenyam pendidikan formal karena adat istiadat. 

Budayawan Banten, Uday Suhada mengatakan, meski anak-anak suku Baduy tak mendapat pendidikan formal, tetapi mereka memiliki pola pendidikannya sendiri. Hal itu terlihat dari tata krama mereka kepada diri, keluarganya, bahkan orang lain dan di luar sukunya.

Misalnya, kata Uday, dalam tradisi mereka berjalan pun mereka berbaris rapi yang bermaksud tak menghalangi jalan orang lain. "Anak Baduy tumbuh dan berkembang dididik dengan tradisi lisan. Sebab di Baduy tidak satupun aturan hidupnya yang tertulis," kata Uday, Kamis (23/7/2020).

Baca Juga: Pemerintah Ganti "Wisata Baduy" Jadi Saba Baduy!

1. Tradisi lisan dan tauladan adalah sekolah mereka

Fakta di Balik Anak-Anak Suku Baduy yang Tak Enyam Pendidikan FormalSungai di perkampungan Baduy (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Uday mengatakan, tradisi lisan ini memiliki keunggulan luar biasa. Keunggulannya adalah keteladanan. Mereka belajar dari hal yang dicontohkan seperti contohnya mereka sedari kecil terbiasa dibawa ke ladang ke bebukitan, terbiasanya menyaksikan tradisi-tradisi luhur yang mengajarkan hidup dalam kesederhanaan.

"Segala nilai yang hidup dan berkembang di komunitas adat Baduy diajarkan melalui contoh atau suri tauladan," kata Uday.

2. Meski tak sekolah, kini mereka mayoritas bisa baca tulis

Fakta di Balik Anak-Anak Suku Baduy yang Tak Enyam Pendidikan FormalWarga Baduy Dalam menunggu wisatawan di Desa Kanekes, Selasa, 7 Juli 2020 (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Uday mengatakan di Baduy warganya dilarang sekolah secara formal. Tapi kini hampir semua anak-anak Baduy saat ini bisa membaca dan menulis.

"Hal itu didukung lagi dengan kemajuan teknologi melalui smartphone yang hampir semua generasi millennial di Baduy kini memilikinya. Tapi itu hanya bisa dilakukan orang Baduy luar," kata Uday.

3. Perubahan sosial adalah mutlak, tapi berjalan lambat. Teknologi jadi pisau dua mata sisi

Fakta di Balik Anak-Anak Suku Baduy yang Tak Enyam Pendidikan FormalIDN Times/Muhamad Iqbal

Uday menilai, penanaman nilai-nilai aturan hidup (pikukuh) dengan keteladanan tadi membentuk pribadi-pribadi yang memiliki identitas diri anak-anak Baduy.

"Bahwa falsafah hidup 'lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung' yang bermakna hiduplah dengan kejujuran dan kesederhanaan, menjadi fondasi bagi sikap dan perilaku mereka," kata Uday.

Meskipun, lanjutnya, intensitas komunikasi antara warga Baduy dengan dunia luar begitu gencar, tapi setidaknya hingga saat ini, mereka masih tetap bertahan.

"Perubahan Sosial tentu saja terjadi di Baduy. Tetapi perubahan di sana relatif lebih lambat, terutama di Baduy Dalam," kata Uday.

Namun, perubahan sosial itu juga ada yang positif dan negatif. Misalnya dari kemajuan teknologi, yang negatif diantaranya soal sulitnya lembaga adat mengontrol konten apa yang dilihat dan dibaca para generasi muda melalui medsosnya.

"Yang tentu saja hal ini sangat berpotensi mengubah pola sikap dan perilaku mereka.
Positifnya, mempermudah dalam melakukan komunikasi, serta mempermudah mereka dalam memasarkan hasil kerajinan tangan khas Baduy, seperti tenunan, tas dari kulit kayu, gula aren dan sebagainya," kata Uday.

Baca Juga: Mayoritas Anak di Suku Baduy Tak Punya Akta Lahir

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya