Warga Adat di Lebak Boleh Vaksinasi, Tapi Masih Ada yang Enggan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebak, IDN Times - Kabupaten Lebak dikenal dengan adanya beberapa komunitas warga adat yang masih eksis dengan adat-istiadatnya di tengah pesatnya perkembangan zaman.
Kebanyakan dari mereka tinggal di wilayah terpencil di selatan Lebak yang berada di wilayah dengan topografi barisan bukit yang menyambung yang gunung Halimun Salak.
Di tengah pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia, komunitas warga adat nampak tak terpengaruh dengan badai krisis kesehatan itu. Meski begitu, pemerintah pun menargetkan vaksinasi COVID-19 ke seluruh warga tak terkecuali mereka, warga adat. Lalu apakah warga adat di Lebak menerima program vaksinasi ini?
1. Pemerintah tak bisa memaksa mereka untuk divaksinasi
Ada tiga komunitas adat terbesar di Lebak, pertama, Baduy. Kedua, Citorek. Ketiga, Ciptagelar yang berada di perbatasan Banten dan Jawa Barat. Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah mengatakan, pada dasarnya seluruh masyarat adat menerima program vaksinasi.
Meski menerima, banyak di antara warga adat tak mau divaksin oleh beberapa alasan yang bersifat pribadi. "Mereka mau divaksinasi. tapi ada juga yang tidak. (Kita) tidak bisa memaksa. Intinya mereka menerima," kata Firman, Senin (20/12/2021).
2. Vaksinsi di tengah Suku Baduy Dalam saja masih jadi pro-kontra
Sebagaimana diketahui di suku Baduy Dalam, masih sedikit antusiasme terhadap program vaksinasi. Sebab, ada imbauan untuk tak vaksinasi di kalangan masyarakat Baduy Dalam yang memang lebih ketat dalam aturan adatnya.
Vaksinasi COVID-19 di kalangan masyarakat Baduy Dalam masih menjadi pro-kontra.
Baca Juga: Filosofi dan Keseriusan Suku Baduy dalam Menjaga Hutan
3. Vaksinasi di Lebak belum 70 persen
Firman menyebut, minat masyarakat untuk mau divaksin masih rendah. "Beberapa macam lah (alasannnya) karena masyarakat yang ada keperluan (saja) pasti dia mau divaksin, ini kan masyarakat yang memang tidak kemana-mana. susahnya kan itu," kata dia.
Maka dari itu, pihaknya menggencarkan program jemput bola untuk warga agar mau divakdin. Namun, cuaca dan keadaan geografi Lebak menjadi tantangan tersendiri bagi petugas.
Baca Juga: Dinkes Ungkap Sebab Capaian Vaksinasi Lebak Belum 70 Persen