Wayang Menarik Bagi Milenial, Tapi Tak Mudah dan Sederhana

Perlu keahlian dan ketekunan untuk mendalaminya

Tangerang, IDN Times - Di mata empat milenial Banten, kesenian wayang masih jadi hal yang menarik dan menghibur. Di sisi lain, ada tantangan tersendiri bagi kaum muda untuk mendalami kesenian satu ini. 

Selain, bukan sebuah kesenian yang mudah, murah dan sederhana, mendalami kesenian Wayang perlu waktu yang tak sedikit, sehingga sulit dilakukan di zaman yang serba instan semacam ini.

Ini kata Rizqoh, Fikri, Ajeng dan Efendi, empat milenial dari Banten tentang kesenian wayang dan ketertarikannya.

Baca Juga: Komunitas Wayang Merdeka Kenalkan Wayang secara Menyenangkan

1. Wayang menarik, tapi sulit mendalaminya

Wayang Menarik Bagi Milenial, Tapi Tak Mudah dan SederhanaIlustrasi wayang (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Rizqoh, 24 tahun, gadis yang kini tinggal di Lebak mengaku pertama kali menyaksikan pertunjukan Wayang pada tahun 2018 lalu, di Anyer.

Ia tertarik dengan kesenian ini lantaran memang baru pertama kali melihatnya, meski dalam buku-buku pelajaran ia kerap mendengar kesenian tersebut.

"Terus pas ada pertunjukan wayang jadi antusias. Kalo ditanya cerita wayangnya aku gak bisa jelasin, karena gak begitu paham bahasa Jawa. Saat itu dalangnya pake bahasa Jawa," ungkapnya, kepada IDN Times.

Rizqoh yang juga seorang pegiat seni puisi dan teater mengaku tertarik pada wayang, tapi belum ingin menggelutinya lebih dalam dan menjadi dalang karena beberapa alasan. Salah satunya adalah proses yang panjang ketika hendak menjadi dalang. 

"Karena beberapa kali dengar dari orang-orang, jadi dalang itu perlu hafal cerita, puasa, improvisasi, dan mungkin banyak hal lain lagi," ungkapnya.

2. Wayang dengan sentuhan modern lebih menarik

Wayang Menarik Bagi Milenial, Tapi Tak Mudah dan SederhanaIDN Times/Muhamad Iqbal

Fikri Ilham, 23 tahun, adalah milenial pegiat seni peran atau sering disebut seni teater. Kepada IDN Times, ia mengaku pertama ia mengenal kesenian Wayang saat menonton acara Wayang Golek yang dimainkan komedian asal Jawa Barat, Entis Sutisna alias Sule di sebuah stasiun televisi swasta.

Pertunjukan yang dikemas dengan sentuhan modern dan penuh jenaka nan ciamik itu sukses memberi kesan yang melekat di benak Fikri tentang kesenian tersebut.

"Sepertinya karena lucu, sebab wayang yang saya tonton itu wayang yg dimainkan oleh Sule," kata Fikri yang baru menamatkan kuliah jurusan sastra.

Ia pun mengaku tertarik untuk jika ada kesempatan untuk mendalami kesenian ini. "Saya lumayan menyukai dunia seni peran, menjadi dalang agaknya sebuah tantangan baru untuk seorang yang menyukai dunia seni peran, jadi ya sepertinya tertarik," kata warga Kota Tangerang ini.

Jika ia berkesempatan, ia menyebut, akan memainkan topik yang relevan dengan kondisi saat ini seperti krisis iklim tapi tetap dengan pembawaan yang lucu.

3. Tertarik dengan kidung dan musiknya

Wayang Menarik Bagi Milenial, Tapi Tak Mudah dan SederhanaIDN Times/Daruwaskita

Ajeng, 21 tahun, merupakan mahasiswi di salah satu universitas di Tangerang Selatan. Ia bercerita, hal yang menarik dari sebuah pertunjukan Wayang adalah peran penyanyi latar khas dalam pertunjukkan ini atau biasa disebut sinden.

"Ketika sinden melantunkan kidung akan terlihat sangat anggun dan ayu, walaupun saya kurang paham arti dari kidung tersebut, tapi saya suka melihatnya," kata dia.

Hal lain yang menarik, lanjutnya, adalah saat melihat pertunjukkan wayang adalah musik gamelannya dan ketika sudah memasuki adegan perkelahian. "Ada amanat yang bisa diambil dr pementasan wayang yang saya lihat," kata dia.

Efendi, 24 tahun, adalah warga Kabupaten Tangerang yang mengaku pernah menyaksikan pertunjukan wayang golek di televisi.

"Jalan cerita yang jenaka, itu salah satu yang membuat saya tertarik untuk terus menonton hingga selesai. Namun saya lupa judul cerita yang dimainkan. Tapi, kurang lebih bercerita tentang keamanan lingkungan, karena latar adegannya di pos ronda komplek," kata dia.

Ia mengaku tak tertarik dengan kesenian ini lantaran wayang bukan kesenian yang mudah dijalani dan dipahami.

"Karena diperlukan keahlian khusus, namun keahlian tersebut belum dimiliki oleh saya. Selain itu, menjadi dalang juga harus memahami setiap karakter dari wayang-wayangnya," kata dia.

Baca Juga: Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam Punah

Bagaimana dengan kamu, apakah tertarik pada wayang dan ingin mendalaminya? 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya