Menurut Thoni, saat rapat koordinasi sebelum pelaksanaan muscab telah disepakati bahwa yang mengikuti muscab adalah DPAC yang memiliki Surat Keterangan (SK) kepengurusan DPAC resmi, yakni berjumlah 19 DPAC.
"Faktanya ada penambahan 16 DPAC yang tiba-tiba diterbitkan SK nya pada tanggal 1 Maret atau sebelum muscab, yang sama sekali tidak kami kenal. Ini sangat mengecewakan," ungkapnya.
Thoni menuding, penetapan SK 16 DPAC tidak melalui proses atau tahapan musywarah anak cabang. Akibatnya, kader-kader potensial PKB dihilangkan.
"Kami tidak mengakui 16 DPAC ini, karena tiba-tiba langsung ditetapkan dan tidak melalui musyawarah anak cabang," tegasnya.
Eks calon Bupati Pandeglang ini juga mengungkapkan, DPW PKB Banten tidak pernah berkoordinasi dengan DPC PKB Pandeglang terkait usulan nama-nama calon ketua DPC. Tiba-tiba muncul lima nama dengan langsung diikuti dengan penetapan dan pembacaan kepengurusan DPC PKB periode 2021-2026.
"Evaluasi untuk penetapan ketua DPC berdasarkan lembar yang sudah (calon) isi dan diterima oleh DPP. Tetapi DPW langsung mengusulkan nama, tanpa meminta usulan nama (calon) kepada DPC," ujarnya.