Nestapa Gen Z, Sulit Punya Rumah di Pusat Kota Karena Harga Mahal

Tangerang, IDN Times - Rahadithia Prayudha, seorang pekerja dari generasi Z asal Tangerang tengah pusing. Harapannya memiliki rumah, masih jauh panggang dari api.
Saat ditemui IDN Times, dia yang mengenakan kacamata tersebut tampak tertawa getir membayangkan sulitnya punya rumah di usia ke 27. Dengan senyum simpul dan mata mengernyit, ia mengungkapkan meski gaji dia di usia terbilang muda, sudah di atas Rp10 juta. Rahadithia memang ingin memiliki rumah yang nyaman dan berlokasi di tempat yang strategis, tapi harganya sangat tinggi.
"Bukan rumahnya yang susah ya, tapi dari aspek harga dan lokasinya juga. Kadang dapat harga yang cocok tapi lokasi relatif jauh dari pusat kota, dan yang di pusat kota harga terlalu jauh dari kemampuan," kata Rahadithia kepada IDN Times, Minggu (20/7/2025).
1. Ia sudah berkeliling di sekitar Tangerang Raya untuk memantau harga rumah
Rahadithia juga sudah berkeliling di kawasan-kawasan perumahan yang ada di sekitar Tangerang Raya untuk memantau harga rumah. Rata-rata harga yang ditawarkan oleh para pengembang yang perumahannya ada di tengah kota yakni mulai Rp900 juta-an.
"Paling murah itu Rp900 jutaan sampai Rp1 miliar, sementara kalau di kawasan yang cukup elit, itu bisa mulai dari Rp2 miliar," kata Rahadithia.
Angka tersebut, tentunya akan membuat cicilan rumah untuk periode 15 tahun saja bisa mencapai Rp10 juta per bulannya, belum termasuk uang muka. Hal tersebut, kata Rahadithia sangat berat untuk dirinya.
"Dengan cicilan sebesar itu, minimal gaji gen Z kayanya harus Rp25 juta per bulan, tapi apakah gampang lowongan kerja dengan gaji segitu di Indonesia?" Kata Rahadithia.
2. Gen Z punya opsi rumah subsidi, tapi letaknya jauh dari pusat kota
Rahadithia menuturkan, satu-satunya opsi untuk gen Z agar bisa memiliki rumah yakni dengan memilih rumah subsidi. Namun, di kawasan Tangerang Raya, rumah subsidi lokasinya sangat jauh dari pusat kota.
"Jadi kalau kerja di pusat kota Tangerang, punya rumah di pinggiran Tangerang, itu juga kan jauh jalannya," jelasnya.
Rahadithia berharap, rumah subsidi bisa dihadirkan juga di pusat kota Tangerang, yang memiliki akses transportasi terintegrasi dan strategis. Atau, para pengembang bisa membuat rumah yang lebih terjangkau.
"Ya kalau bisa unit subsidi dihadirkan di pusat kota ya, entah itu subsidi harga atau bunga flat sampai lunas, itu membantu gen Z," jelasnya.
3. Gen Z lain sebut rumah subsidi sulit transportasi umum
Sementara itu, Tifa Auliani (27) juga mengatakan hal yang hampir mirip. Apalagi, sebagai pemburu rumah, dirinya sudah beberapa kali survei rumah subsidi di pinggiran Tangerang.
"Rumah subsidi sebenarnya banyak yang bagus, tapi akses transportasi yang belum ada, satu-satunya jalan ya cuma kendaraan pribadi, angkutan umum baik angkot maupun bis itu belum ada, bahkan ada juga yang belum ada layanan ojek online," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, membeli rumah di Tangerang saat ini seperti 'dipaksakan' lantaran gen Z yang berpenghasilan menengah tidak akan bisa membeli di tengah pusat kota.
"Jadi seperti makan buah simalakama, beli rumah bisanya subsidi tapi jauh, kalau mau beli rumah di pusat kota gak punya duitnya," ujarnya sembari tertawa.