Citra Google Earth terkini di lokasi pagar laut di laut Tangerang tepatnya di sekitar muara Sungai Cisadane (Sumber: Google Earth)
Sebelumnya, jika melihat citra satelit pada aplikasi Google Earth terkini, tampak jelas bahwa pagar bambu yang tengah heboh diperbincangkan ini membentang dari sekitar Muara Keramat atau pada kordinat latitude 6° 1'54.85"S dan longatitude 106°35'25.71"E hingga sampai pada sekitar area muara Sungai Cisadane tepatnya pada latitude 5°59'43.07"S dan longatitude 106°37'56.56"E.
Fakta bahwa pagar tersebut telah eksis terlihat pada pencitraan satelit di aplikasi ini setidaknya sejak Juni 2024 benar adanya, hal itu bisa dilihat menggunakan fitur timelapse yang memungkinkan pengguna mengakses citra satelit dari waktu ke waktu.
Meski sudah eksis dari Juni 2024, namun belum bisa diketahui pasti kapan proyek pagar bambu itu dimulai, karena pada citra terakhir sebelum bulan Juni, tepatnya bulan April 2024, belum tampak bangunan tersebut di area Muara Kramat.
Akan tetapi, jika ditelusuri lebih lanjut melalui fitur timelapse, terlihat bahwa pada April 2022 sudah konstruksi pagar bambu yang eksis pada lokasi yang sudah ditandai sebagai pembangunan pagar pertama dimulai, lokasi ini berbeda dengan lokasi yang saat ini eksis.
Di area yang sama, pada bulan Agustus 2022, nampak bahwa sudah ada bangunan menyerupai pagar pada citra satelit pada koordinat latitude 6° 1'31.27"S longatitude 106°36'12.79"E hingga area sekitar muara Sungai Cisadane di latitude 6° 0'10.26"S dan longatitude 106°38'28.80"E.
Anehnya, jika dilihat dari pencitraan satelit tersebut pada citra terkini, nampak wilayah perairan yang nampak terlihat dari citra satelit di tahun 2022 nampak seperti tergantikan dengan kawasan daratan, bahkan nampak pula ada proyek pembangunan di area tersebut.