Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pelajar SMP (dok. Humas Pemkot Bogor)
ilustrasi pelajar SMP (dok. Humas Pemkot Bogor)

Intinya sih...

  • Orangtua siswa di Tangsel keluhkan harga seragam SMP Negeri yang tinggi

  • Pembayaran seragam harus tunai, mencakup berbagai perlengkapan sekolah, dan diarahkan untuk membeli di koperasi sekolah

  • Harga seragam bisa mencapai Rp2 juta, termasuk item khusus yang sulit ditemukan di pasaran

Tangerang Selatan, IDN Times - Sejumlah orangtua siswa di beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengeluhkan tingginya harga seragam dan berbagai perlengkapan sekolah lain.

Berdasar informasi yang dihimpun, terdapat variasi harga seragam di antara SMP di Kota Tangsel. Di SMPN 1 Tangsel, biaya yang harus dikeluarkan orangtua siswa mencapai Rp1.140.000 untuk siswa laki-laki dan Rp1.350.000 untuk siswa perempuan. 

Sementara itu, di SMPN 8 Tangsel, total biaya seragam dilaporkan mencapai Rp1.445.000, dan SMPN 11 mematok harga Rp950.000 untuk pembelian seragam di sekolah.

1. Pembayaran seragam dari koperasi sekolah ini dilakukan harus secara tunai

ilustrasi rupiah (vecteezy.com/Onyengradar)

Salah satu orangtua murid yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa pembayaran seragam ini harus dilakukan secara tunai. “Saat pembayaran kemarin, saya tanyakan ke yang lain, tidak ada opsi cicilan. Semuanya harus lunas,” ujarnya.

Keluhan serupa datang dari orangtua murid SMPN 12 bernama Kurnia yang mengaku harus mengeluarkan hingga Rp1.700.000. Biaya ini mencakup seragam olahraga, batik, baju muslim, atribut sekolah, serta biaya tambahan untuk Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan tes IQ.

“Kami diarahkan untuk mengambil seragam di salah satu ruangan. Di sana ada petugas yang mengaku dari Komite Sekolah,” kata Kurnia.

2. Orangtua ini bahkan harus merogoh hingga Rp2 juta

ilustrasi Ujian Nasional SMP (IDN Times/ Mela Hapsari)

Sementara itu, seorang orangtua murid di SMPN 9 Kota Tangsel mengaku diarahkan untuk membeli seragam di koperasi sekolah. Menurutnya, opsi ini hampir menjadi keharusan karena tidak ada alternatif lain yang ditawarkan secara transparan.

Ana, orangtua murid dari SMPN 9 ini menyebutkan, bahwa ia membayar Rp2.050.000 untuk seluruh kelengkapan seragam anaknya. “Semuanya lengkap dari Senin sampai Jumat, termasuk seragam olahraga, sepatu, sampai aksesori kecil, seperti topi dan dasi,” kata Ana.

Ana mengatakan, pihak sekolah berdalih tidak mewajibkan pembelian seragam di koperasi, meskipun dalam praktiknya sebagian besar orangtua diarahkan untuk membeli di sana.

3. Ada beberapa item seraga sekolah yang tak bisa didapatkan di luar

ilustrasi rupiah (vecteezy.com/Onyengradar)

Azis, Ketua Koperasi di SMP Negeri 9 Tangsel menjelaskan, bahwa pihaknya menyediakan seragam yang tidak bisa didapatkan di luar, seperti almamater, batik sekolah, dan topi berlogo sekolah.

“Jadi seragam tidak diwajibkan. Hanya saja, yang disediakan di sini adalah item yang tidak ada di pasaran, contohnya almamater atau topi yang ada logonya. Kalau seragam putih biru kan banyak di luar,” katanya.

Ia menambahkan bahwa pembelian seragam hanya difokuskan untuk kebutuhan khusus yang sulit ditemukan di pasaran. Meskipun begitu, total pengeluaran yang harus dibayarkan wali murid bisa mencapai Rp2.050.000.

“Kalau yang wajib di sini sekitar Rp700.000-an. Kalau mau lengkap semuanya totalnya Rp2.050.000, sisanya bisa dibeli di luar,” kata dia.

Editorial Team