Pagar Laut di Tangerang Dicabut Manual, Nelayan Terluka

Tangerang, IDN Times - Proses pembongkaran pagar laut di wilayah Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang telah mencapai 2,2 kilometer di hari kedua, Minggu (19/1/2025). Diketahui, pembongkaran pagar laut tersebut dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bersama nelayan setempat.
Maun (55), nelayan yang ikut proses pembongkaran mengatakan, pencabutan pagar laut cukup sulit lantaran tidak bisa dilakukan dengan tangan kosong.
"Mungkin sudah sekitar 2,2 kilometer ya, proses cabutnya sulit banget. Jadi kita cara nyabut manual itu memang susah. Pakai tali ditarik pun kecabutnya tidak seluruh bambu," kata Maun.
1. Proses pencabutan dengan kapal juga sulit

Maun mengungkapkan, proses pencabutan dengan kapalnya yang berbahan dasar fiber juga sulit dilakukan. Bahkan, saat kapalnya diikat menggunakan tali ke pagar bambu tersebut, tidak tercabut sama sekali.
"Memang benar-benar keras itu. Kapal saya memang enggak bergerak tadi. Cabut 2-3 bambu, digabung pakai tali, gak bergerak. Kebetulan kapal kami itu dari fiber jadi enteng bukan kayu," tuturnya.
2. Nelayan dan personel TNI AL mengalami luka-luka saat berupaya cabut pagar laut

Maun mengungkapkan, pencabutan tersebut bahkan menyebabkan banyak nelayan dan personel TNI AL yang luka-luka akibat terkena bagian bambu yang tajam saat mencoba membantu bambu secara manual. Namun, hal tersebut harus dilakukan lantaran jika bambu tidak tercabut seluruhnya dikhawatirkan akan membahayakan kapal nelayan nantinya.
"Takutnya kena kapal sisa potongan bambunya. Makanya harusnya memang dicabutnya manual supaya semua dari dasar laut itu nyampe kecabut semua," jelasnya.
3. Nelayan sebut pencabutan pagar laut seharusnya menggunakan alat berat

Maun menyebut, pencabutan pagar laut memang lebih ideal jika dilakukan menggunakan alat berat, bukan hanya dengan kapal nelayan. Pasalnya, pagar laut di wilayah Tanjung Pasir ditancapkan sedalam 1,5 meter hingga sulit dicabut secara manual.
"Sebetulnya kalau menurut saya itu memang harus pakai alat, yang lebih efisienlah maksudnya. Yang bisa ngangkat itu dari dasarnya sampai ke atas itu harus pakai alat mungkin. Itu yang lebih cepat kalau menurut saya," jelasnya.
4. Tidak ada perangkat desa yang ikut mencabut pagar laut

Maun mengungkapkan, meski ratusan nelayan ikut serta dalam pencabutan tersebut, nyatanya tidak ada perangkat desa yang ikut membantu pencabutan tersebut. Bahkan, tidak ada aparat desa yang hadir untuk memantau jalannya pencabutan tersebut.
"Tidak ada sama sekali. Mana ada yang mau. Ini khusus nelayan benar-benar nelayan, asli nelayan," tegasnya.