ilustrasi lalu lintas (pexels.com/Mikechie Esparagoza)
Kemacetan itu, lanjur Martha, paling parah terjadi setiap hari Senin. Sementara hari-hari biasa, lanjut Martha, kemacetan tak terlalu parah. "Kemacetan setiap Senin dan saat cuaca mendung dan saat tanggal muda orang-orang gajian itu pengaruh juga. Kalau dihari lainnya, kondisinya jauh beda," ungkapnya.
Atas kondisi tersebut, kata Martha, penerapan sistem satu arah menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan dengan cepat.
Dishub Tangsel pun telah melakukan berbagai upaya pendekatan terhadap pihak-pihak terkait seperti UT, Sekolah Kharisma Bangsa dan stakeholder lain yang berwenang. Martha menyebut, pihak UT dan Sekolah Kharisma Bangsa mendukung penerapan sistem satu arah di Jalan Kemiri Raya dan Jalan Kunir Segmen Simpang Universitas Terbuka-Simpang Kunir-Simpang Gaplek.
"Pihak Sekolah Kharisma Bangsa bersedia menerapkan dua pintu keluar masuk dan UT sudah bersedia memundurkan border jalan di depan kampus sehingga area jalan jadi lebih lebar," papar Martha.
Martha mengaku, Dishub Tangsel telah melakukan sosialisasi terkait rencana penerapan sistem satu arah di wilayah Pondok Cabe, Pamulang itu.
"Mulai 17 Agustus kami sosialisasinya sampai 9 September. Tanggal 10 September, kami akan coba terapkan sistem satu arah untuk mengurangi konflik (kemacetan) yang ada," kata dia.