Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rekaman CCTV saat Dewa, korban penculikan dan pembunuhan, dijemput di depan sebuah minimarket di Makassar, Minggu petang (8/1/2023). (Dok. IDN Times/Istimewa)

Serang, IDN Times - Kasus dan isu penculikan anak kembali mencuat di sejumlah daerah. Salah satu kasus yang mendapat sorotan publik adalah penculikan yang berujung pembunuhan di Makassar, medio Januari 2023. 

Pelaku dan korban sama-sama anak di bawah umur. Dua remaja AD (17) dan AF (14) nekat menculik dan membunuh bocah yang masih berusia 11 tahun lantaran ingin kaya. Semua masih berstatus sebagai pelajar.

Korban bernama M Fadli Sadewa tak lain teman mereka juga. Niat membunuh datang ketika pelaku melihat sebuah situs luar negeri di internet terkait jual beli organ tubuh manusia dengan nilai fantastis.

Dari hasil pemeriksaan sementara, niat dan perencanaan ini sudah muncul di benak pelaku AD sejak Maret 2022. "Rencananya organ dari anak yang dia bunuh ini, mau dijual," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto, medio Januari 2023. 

Setelah korban tewas, pelaku mencoba berkomunikasi dengan orang yang sudah dia hubungi dari jauh hari terkait jual beli organ tersebut. Tidak ada jawaban.

"Mereka (pelaku) bingung. Karena mereka tidak bisa mengambil organ, akhirnya jasad korban dibuang," ungkap Kombes Budhi, dalam podcast Close the Door milik Deddy Corbuzier. 

Mereka membungkus korban dengan kantong plastik dan pergi membuang korban di sungai dekat waduk Nipa-nipa di Maros.

AD dan AF ditangkap pada 10 Januari lalu setelah polisi menyelidiki rekaman CCTV di depan sebuah minimarket di Jalan Batua Raya, Kecamatan Panakkukang, Makassar.

Dalam rekaman itu, Dewa terlihat pergi bersama seorang laki-laki pada Minggu petang, 8 Januari 2023. Dewa terlihat mengenakan kaos jingga bergaris hitam, celana pendek, dan sandal.

Itulah detik-detik terakhir Dewa terlihat masih hidup. 

Pertanyaan pun muncul, mengapa pelaku yang masih berusia belasan tahun itu kok tega? "Penyidik akan mendatangkan tim psikologis atau psikiater untuk mengetahui sejauh mana tersangka ini tega melakukan perbuatan pembunuhan tersebut,"  jelas Kombes Budhi.

Nasi sudah menjadi bubur. Kedua pelaku kini harus berhadapan dengan hukum. Budhi mengungkap, kedua tersangka dijerat dengan pasal pembunuhan berencana dan Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002. Ancaman hukuman penjara 3 tahun 6 bulan dan seumur hidup.

"Ancaman hukumannya karena pelaku adalah anak-anak maka dikurangi setengah. Ingat bahwa konten-konten negatif ini sangat berpengaruh terhadap perilaku anak-anak kita. Iniliah contoh penggunaan internet yang tidak tepat sasaran," tambah Budhi, sembari menyebut bahwa tersangka dalam kasus ini pun merupakan korban. 

1. Kasus lain yang bermunculan di beberapa daerah, ada yang berhasil kabur dari penculiknya

Infografis (IDN Times/M Shakti)

Kasus penculikan juga terjadi di beberapa kota besar lainnya, termasuk Jakarta dan Cilegon. Di Jakarta, kasus Malika mencuat pada akhir tahun 2022. Gadis 6 tahun itu diculik di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat pada 7 Desember 2022.

Kasus penculikan tersebut juga viral di media sosial, karena pelaku penculikan tersebut tertangkap kamera pengawas (CCTV) menggunakan bajaj. 

Malika berhasil ditemukan personel Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat di kawasan Pasar Cipadu, Tangerang Kota pada pada 2 Januari 2023 malam. Polisi juga menangkap tersangka penculikan, Iwan Sumarno alias Jacky alias Herman alias Yudi. 

Di Cilegon, seorang bocah berusia 4 tahun bernama Adriana juga diculik dari Mall Ramayana, Kota Cilegon pada Senin (2/1/2023) sekitar pukul 17.00 WIB. Dari penyelidikan, polisi menduga pelaku penculikan ini adalah seorang pria bernama Herdiansyah (32) alias Diyansyah. 

Setelah proses pencarian 23 hari, pelaku dan korban ditemukan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selama bersama penculiknya, korban dipaksa menjadi pengemis. "Pelaku tidak memberi makan (korban)," kata Kapolres Cilegon AKBP Eko Tjahyo Untoro Rabu (25/1/2023).

Meski harus mengalami hal traumatis, Malika dan Adriana kini sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarganya.

Tak melulu orang asing, penculik anak bisa saja merupakan orang terdekat, yakni keluarga. Kejadian seperti ini muncul di Bandar Lampung.

Sseorang anak perempuan berusia 9 tahun berinisial P diculik ayah tirinya, Dimas Yulianto. Tak hanya itu, P juga dicabuli ayahnya. 

Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dennis Arya Putra mengungkap, tersangka menjemput dan memaksa korban naik ke atas sepeda motor, dengan alasan pergi Jakarta guna menemui sang ibu. Kala itu, P tengah asyik bermain dengan teman-temannya di rumah sang nenek di Kelurahan Pinang Jaya, Kemiling, Bandar Lampung, Selasa (24/1/2023).

Tersangka kesal karena istrinya, ibu korban, meminta cerai. "Selama penculikan, korban seringkali dimarahi, disekap dalam kamar mandi, dan hanya diberi makan satu kali sehari. Anak ini juga sering dicabuli oleh pelaku, yang difoto lalu dikirimkan ke ibu korban,"  Kasatreskrim.

Di tengah kisah penculikan yang berakhir pilu, terselip anak-anak yang berhasil lolos dan kabur dari penculiknya. Seperti tiga siswa SDN Tajem, Sleman, Yogyakarta. 

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengungkap, upaya penculikan itu terjadi pada hari Minggu (29/1/2023). 

"(Ketiga siswa) Lagi main-main di luar sekolah, didekati orang, ada usaha penculikan. Tapi anaknya sigap, jadi digagalkan. Kebetulan itu anak SD tersebut (SDN Tajem)," kata Ery pada akhir Januari lalu. 

Lolos dari tangan penculik pun dialami R, bocah 11 tahun asal Tangerang. Berdasarkan pengakuan R, dia didekati seseorang memakai pakaian ojek online saat dia memulung bersama teman sebayanya. R pun dinyatakan hilang sejak Minggu (15/1/2023), sekitar pukul 19.30 WIB.

Korban sempat dibawa pelaku ke Masjid Al-Azhom Kota Tangerang. Dari situ, pelaku membawa R ke Monas Jakarta Pusat, lalu ke arah Rumpin Bogor.

Di sana, pelaku meninggalkan korban untuk buang air kecil di semak-semak pinggir jalan. Saat itulah korban memanfaatkan situasi untuk melarikan diri dari penculiknya.

Di tugu perbatasan Tangerang - Bogor, korban menangis. Dia kemudian meminta tolong kepada seorang yang melintas bernama Dendi Maulana (20). 

Dendi kemudian mengajak R ke rumahnya. Keesokan harinya, Dendi mengantarkan R ke pulang ke daerah Gempol, Kecamatan Pinang. "Korban lalu diantarkan tukang bambu di Gempol, Pinang ke rumahnya," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho ((17/1/2023).

Mengapa penculikan masih saja terjadi? Faktor lingkungan hingga ekonomi

Editorial Team

Tonton lebih seru di