Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paripurna DPRD Banten (Dok. Khaerul Anwar)
Paripurna DPRD Banten (Dok. Khaerul Anwar)

Intinya sih...

  • Pendapatan daerah Banten 2026 diproyeksikan turun Rp434,1 miliar

  • Pendapatan turun, efisiensi jadi kunci untuk tetap fokus pada pembangunan

  • Pendapatan 2026 ditetapkan Rp9,94 triliun dengan fokus pada kemandirian fiskal daerah

  • Andra Soni mengklaim momentum perkuat kemandirian fiskal

  • Total belanja daerah tahun 2026 direncanakan sebesar Rp10 triliun

  • Fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serang, IDN Times – Pendapatan Daerah Provinsi Banten tahun anggaran 2026 diproyeksikan turun sebesar Rp434,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu tertuang dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2026 yang telah disepakati bersama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan DPRD Banten.

Penurunan pendapatan tersebut, terutama disebabkan oleh berkurangnya alokasi transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat. Meski begitu, Pemprov dan DPRD Banten sepakat tetap memfokuskan kebijakan anggaran pada efisiensi belanja, pemerataan pembangunan, serta penguatan ekonomi masyarakat.

1. Pendapatan turun, efisiensi jadi kunci

Nelayan Banten bertemu dengan ketua DPRD Banten (Dok. Istimewa)

Ketua DPRD Banten Fahmi Hakim menegaskan, turunnya pendapatan daerah tidak boleh menghambat agenda pembangunan di provinsi tersebut. Menurutnya, setiap anggaran yang direncanakan harus efektif dan tepat sasaran.

“Dengan pendapatan daerah yang turun, prinsip efisiensi menjadi sangat penting. Kami pastikan setiap rupiah yang dibelanjakan harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Fahmi pada Rabu (12/11/2025).

2. Pendapatan 2026 ditetapkan Rp9,94 triliun

Paripurna DPRD Banten (Dok. Khaerul Anwar)

Dalam KUA-PPAS 2026, total pendapatan daerah ditetapkan sebesar Rp9,94 triliun, turun dibandingkan tahun 2025. Namun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru mengalami kenaikan menjadi Rp7,35 triliun, didominasi oleh pajak daerah yang mencapai Rp6,86 triliun.

"Sementara pendapatan transfer dari pemerintah pusat menurun menjadi Rp2,58 triliun, atau lebih rendah sekitar Rp554 miliar dari tahun sebelumnya," katanya.

3. Andra Soni mengklaim momentum perkuat kemandirian fiskal

Andra Soni (Dok. Khaerul Anwar)

Gubernur Banten Andra Soni menilai penurunan pendapatan ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat kemandirian fiskal daerah. Menurutnya, Banten tidak bisa terlalu bergantung pada transfer pusat.

“Kemandirian fiskal Banten saat ini sudah mencapai 70 persen dan ini tertinggi di Indonesia. Itu harus menjadi kekuatan dalam membangun daerah,” kata Andra.

Sementara itu, total belanja daerah tahun 2026 direncanakan sebesar Rp10 triliun, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pemprov dan DPRD Banten juga menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pada 2026, dengan asumsi optimalisasi sektor produktif dan penguatan daya saing daerah.

"Dengan arah kebijakan yang telah disepakati ini, penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2026 ditargetkan rampung tepat waktu dan bisa segera dilaksanakan di awal tahun anggaran," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team