Pergerakan Penumpang di Bandara Soetta Anjlok Saat Peniadaan Mudik

11 Mei 2021, 18:01 WIB

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Tangerang, IDN Times - Pergerakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) terus menurun secara signifikan saat memasuki masa peniadaan mudik lebaran yang dimulai sejak 6 hingga 17 Mei 2021. Tak tanggung-tanggung, penurunan tersebut pun mencapai 90 persen.

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi mengungkapkan, sejak awal peniadaan mudik rata-rata pergerakan penumpang per hari terus menurun.

"Rata-rata pergerakan penumpang sekitar 7.500 orang, ini untuk domestik, tentu ini sangat jauh berbeda pada periode tahun sebelumnya. Bahkan periode sebelum masa peniadaan mudik, atau masa pengetatan seminggu sebelumnya," ujar Agus, Selasa (11/5/2021).

1. Besok pun, Bandara Soetta diprediksi makin sepi

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Agus mengungkapkan, pada masa Pengetatan Mudik, yakni tanggal 21 April hingga 5 Mei 2021 lalu, trafik pergerakan penumpang rata-rata 50 hingga 60 ribu orang.

"Jadi penurunan sangat drastis ini menunjukkan bahwa efektivitas larangan mudik berhasil di Soetta," jelasnya.

Ia pun memprediksi pergerakan penumpang akan terus mengalami penurunan hingga Idul Fitri 2021.

"Kalau dilihat trennya selama masa peniadaan mudik ini, besok diprediksi masih menunjukkan gejala turun, karena polanya hari ini lebih rendah dari kemarin, kemarin sekitar 8000an, kemarin lusa 10ribuan, hari ini 7000, besok juga diprediksi dibawah 7000," tuturnya.

2. Penumpang Internasional juga turun drastis

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Untuk pergerakan penumpang Internasional, pihaknya juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dimana, pada periode biasanya mencapai 1.000 hingga 1.500 pergerakan penopang sementara saat ini hanya berkisar 600 orang.

"Penurunan sudah mendekati angka 60 persen," jelasnya.

3. Masih banyak calon penumpang yang salah membawa dokumen syarat terbang

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Agus mengungkapkan, selama masa peniadaan mudik, masih terdapat calon penumpang yang belum terinformasi dengan baik. Padahal, calon penumpang tersebut memenuhi syarat secara materiil untuk terbang.

Contoh, kata dia, ada penumpang dari Batam yang harus ke Jakarta karena ada keluarganya yang sakit. Tapi, imbuhnya, surat yang dibawa yang ngurus RT atau RW. "Padahal di lapangan, aturannya minimal dari lurah. Ini makanya kami mintakan susulan dikirim via WA atau dilengkapi sesuai dengan ketentuan," jelasnya.

Namun, ia mengungkapkan, kasus serupa tidak banyak terjadi. Sejauh ini, ungkapnya, kasus seperti itu tak sampai 10. "Rata-rata yang berani datang ke bandara sudah memiliki persyaratan," tuturnya.