Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/AshariAR

Lebak, IDN Times - Sejumlah petani warga adat suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak sepekan terakhir mulai memasuki musim berladang padi huma. Cara berladang ini dengan membakar sisa-sisa pembabatan semak-semak rerumputan dan pepohonan.

Seperti apa musim berladang padi huma di masyarakat Baduy?

1. Mereka mulai membuka lahan

IDN Times/Muhamad Iqbal

Petani Baduy pada awal Agustus secara serentak membuka hutan untuk dijadikan ladang kebun dan kebanyakan lokasinya di perbukitan.

Petani membabat semak belukar, pohon, hingga ilalang, dan limbah sampah itu nantinya dibakar untuk bahan pupuk organik guna menyuburkan lahan pertanian padi huma.

2. Waktu tanam sesuai keputusan adat

IDN Times/Muhamad Iqbal

Santa (45), seorang petani Baduy saat ditemui di ladang yang berlokasi di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Selasa (3/9) mengatakan, masa tanam di Baduy puncaknya Oktober mendatang.

"Kita berharap Oktober mendatang sudah tanam padi huma," kata Santa.

Gerakan tanam padi huma sesuai jadwal berdasarkan keputusan adat, direalisasikan Oktober mendatang.

"Kami berharap pembukaan ladang huma itu berjalan lancar dan selamat dari gigitan ular tanah," kata Santa.

3. Masa tanam ini menentukan ketahanan pangan masyarakat Baduy

IDN Times/ M.Iqbal

Karnaen (50), seorang petani Baduy lain, mengaku tengah membuka ladang huma seluas 1 (satu) hektare di lahan perbukitan.

Permukiman masyarakat Baduy saat ini tampak sepi karena mereka membuka hutan untuk dijadikan lahan bercocok tanam padi huma, dengan masa panen selama enam bulan ke depan.

Masyarakat Baduy melaksanakan gerakan tanam padi huma sebagai andalan ketahanan pangan keluarga.

Selain itu, mereka juga menanam pisang, jagung, pepaya, durian, cabai, kencur, jahe dan tanaman keras, seperti albasia, kecapi, jati, dan pulai.

"Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dari hasil tanam ladang itu," katanya.

4. Kadis Pertanian Lebak: Selama ini belum ditemukan kerawanan pangan Baduy

IDN Times/M.Iqbal

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengemukakan, selama ini belum ditemukan kerawanan pangan di kalangan masyarakat Baduy.

Petani Baduy mengembangkan pertanian pangan itu di lahan darat, karena lahan persawahan dilarang adat setempat.

Setelah panen, nantinya gabah padi disimpan di gudang pangan atau "leuit" yang jumlahnya di kawasan Baduy tercatat 2.000 gudang, dengan rata-rata empat ton/leuit.

"Kami mendorong petani Baduy terus mengembangkan padi huma, sehingga dapat menyumbangkan ketahanan pangan itu," kata Dede.

Editorial Team