Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
9104.jpg
Pilar Saga Ichsan (Dok. Pemkot Tangsel)

Intinya sih...

  • Proyek terpaksa dialihkan karena ketidaksesuaian dengan kebutuhan warga dan hambatan perizinan lahan

  • Ketua KSM mengakui DED tidak sesuai fakta lapangan, prioritas utama warga berbeda dengan rencana awal proyek

  • Warga dan KSM merasa tidak dilibatkan dalam tahap perencanaan proyek, meminta pembangunan paving block sebagai prioritas utama

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang Selatan, IDN Times – Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan angkat suara soal kisruh Proyek Penanganan Kawasan Kumuh di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat. Ia mengaku heran karena Detail Engineering Design (DED) proyek tersebut ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan riil di lapangan.

Hal itu disampaikan Pilar usai menghadiri Rapat Paripurna di Gedung DPRD Tangsel, Rabu (19/11/2025). “Tapi secara teknis harusnya semuanya sesuai dengan desain, karena kan membuat perencanaan itu pasti sudah disurvei, diukur dari awal. Harusnya sesuai dengan perencanaan,” kata Pilar.

1. Proyek terpaksa dialihkan karena beberapa alasan

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Serua, Reza (Dok. IDN Times/Rom)

Menurut Pilar, Pemkot sebenarnya telah mengesahkan DED tersebut. Namun ketika turun ke lapangan, muncul banyak ketidaksesuaian antara gambar perencanaan dan kebutuhan warga.

Situasi itu diperparah dengan adanya hambatan perizinan lahan dari pemilik setempat. “Sebenarnya secara aturan boleh kalau ada sedikit (perubahan) untuk kebutuhan warga. Tapi ternyata pemilik lahannya belum mau, ya itu yang kami tunda dulu,” ujar Pilar.

Ia memastikan, akan mengecek langsung ke lokasi bersama dinas terkait untuk mengetahui secara detail akar permasalahan dalam penyusunan DED.

2. Ketua KSM akui DED tidak sesuai fakta lapangan

Proyek penataan kawasan kumuh di Tangsel dinilai janggal (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Sebelumnya, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kukun, Reza, mengungkap bahwa DED proyek tersebut memang tidak realistis dan jauh dari yang dibutuhkan warga.

“Kebetulan ketua KSM-nya saya. Emang benar kalau yang di denah sama yang di lapangan beda. Bisa dibilang perencanaannya kurang tepat, makanya kita alihkan,” ujar Reza (13/11/2025).

Awalnya, proyek dirancang untuk membangun gazebo, gapura, dan vertical garden. Namun setelah dicek, warga menilai prioritas utama justru paving block dan drainase guna mengatasi kondisi lingkungan yang kerap tergenang.

“Di gambar (DED) cuma sepotong-potong, dari perencanaannya kurang. Makanya kita minta (dibangun paving block) semua aja,” jelasnya.

Reza juga mengungkap bahwa warga dan KSM baru diajak rapat setelah DED selesai, bukan saat tahap perencanaan.

“Kalau saya cuma dikasih pas (DED) jadi aja. Pas perencanaan gambar gak(dilibatkan), makanya kita ukur ulang,” katanya.

Editorial Team