Serang, IDN Times - Polemik masyarakat adat Baduy yang minta dihapus dari destinasi wisata kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo, disebut analis kebijakan publik dari Universitas Islam Syech Yusuf (Unis) Tangerang, Adib Miftahul, sebagai persoalan klasik yang akhirnya mencuat ke publik.
Adib menilai, selama ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, tak punya rencana yang jelas dalam menjaga kearifan lokal (local wisdom) suku-suku adat di Banten.
"Kata kunci soal baduy itu bukan sekedar mengubah istilah. Misalnya wisata jadi saba atau silaturahmi. Hal mendesak secara prinsip adalah ya Baduy harus jadi subjek pembangunan Budaya. Maksudnya, sejauh mana pembangunan itu benar-benar melibatkan Baduy untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri," kata Adib kepada IDN Times, Kamis (13/7/2020).