Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251003-WA0019.jpg
Simulasi insiden di tangki Avtur di Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Intinya sih...

  • Simulasi bertujuan meningkatkan kesadaran keamanan kerja dan pemahaman HSSE

  • Koordinasi dengan stakeholder krusial jika insiden terjadi, uji kesiapan penanggulangan

  • Angkasa Pura Indonesia sudah memiliki emergency present committee untuk penanganan kasus kegawatdaruratan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melakukan Latihan Organisasi Keadaan Darurat (OKD) Level Satu pertama yang melibatkan stakeholders eksternal yaitu Bandara Soekarno Hatta yang diadakan di Soekarno Hatta Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk melatih kesiapan, kemampuan dalam bertindak secara tepat dan cepat ketika menghadapi suatu insiden atau keadaan darurat.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mitigasi kami terhadap potensi kejadian yang tidak diinginkan di lapangan," kata Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Freddy Anwar, Sabtu (4/10/2025).

1. Simulasi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran keamanan kerja

Simulasi insiden di tangki Avtur di Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di lingkungan kerja. Dengan pelatihan ini, diharapkan seluruh peserta mampu menerapkan prosedur keselamatan kerja yang benar, menjaga keamanan area kerja, serta melindungi diri, rekan kerja, dan lingkungan dari potensi bahaya yang mungkin timbul.

"Tujuannya tentu untuk memastikan seluruh pekerja di lokasi siap, sigap, dan waspada dalam menghadapi berbagai situasi. Harapannya, melalui latihan ini, teman-teman semua bisa lebih tanggap dan terlatih dalam menjalankan prosedur keselamatan kerja secara maksimal,” ujar Freddy.

2. Koordinasi dengan seluruh stakeholder jadi hal krusial jika insiden terjadi

Simulasi insiden di tangki Avtur di Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Rangkaian Simulasi Keadaan Darurat ini mengujikan kesiapan penanggulangan Major Accident Hazard tidak hanya di Terminal SHAFTHI tapi juga melibatkan kesiapsiagaan di Emergency Commad Centre di Regional Jawa Bagian Barat dan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat dari Integrated Terminal Jakarta. Skenario terjadinya luberan Avtur pada tangki yang disebabkan kegagalan pada instrumen kontrol dan bereskalasi menjadi kebakaran. Meninbulkan dampak pada operasional SHAFTHI dan Airport Soekarno - Hatta serta membuat warga sekitar lokasi merasa tidak nyaman dan melakukan demo.

“Kegiatan ini kita rancang untuk menguji koordinasi, kecepatan respon, dan kesiapan seluruh personel dalam menghadapi situasi darurat," ungkap Manager Soekarno-Hatta Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) Ady Hafriady.

Ia pun memastikan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk untuk terus meningkatkan standar keselamatan kerja, sekaligus memastikan operasional tetap andal dan aman bagi semua pemangku kepentingan.

"Pelajaran paling penting adalah sinergi ya. Kita memang harus kompak jadi tidak ada 1 pihak yang mengepalai jadi karena semua sudah ada prosedurnya, terutama di daerah Bandara kita sama-sama ikut patuh pada prosedur yang ada di Bandara," kata Ady.

Diketahui, terdapat 9 tangki Avtur yang ada di Bandara Soekarno-Hatta, di mana kapasitasnya bisa melayani lebih dari 20 hari.

"Jadi semua tercukupi dan kegiatan ini untuk memastikan semua pelayanan di Bandara Soekarno tetap berjalan dengan optimal," tuturnya.

3. Angkasa Pura Indonesia sudah memiliki emergency present committee

Simulasi insiden di tangki Avtur di Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Sementara itu, Aris Budi Karyono, perwakilan PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta mengungkapkan, pihaknya telah memiliki Emergency Present Committee yang dipersiapkan jika terjadi hal-hal tak diinginkan. Hal tersebut untuk mempercepat proses koordinasi antara stakeholder terkait yang ada di Bandara Soekarno-Hatta agar penanganan kasus kegawatdaruratan bisa segera tertangani.

"Biasanya kami menaikkan level dan mengaktifkan dari IOC (Indicator of Compromise) tersebut sehingga dari situ nanti kami diskusikan bagaimana tindak lanjut penanganan yang akan dilakukan," pungkasnya.

Editorial Team