Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Khaerul Anwar

Serang, IDN Times - Seorang pedagang kaki lima (PKL) di Kota Serang keliling kota dengan membawa bendera putih. Pedagang buah salak keliling ini mengibarkan bendera putih sebagai bentuk protes dirinya karena perpanjangan Peemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Jualan gak ada barangnya, pasokan di pasar gak ada. Kita gak bisa jualan dampak PPKM," kata Tubagus Jaka Sendani sembari menunjukan keranjang kosong di Jalan Raya Sudirman 30, Kota Serang, Senin (26/7/2021).

Menurut Jaka, pasokan buah tersendat  di tengah PPKM.

1. Modal habis untuk kebutuhan sehari-hari

IDN Times/Khaerul Anwar

Dalam satu minggu, Jaka mengaku hanya bisa berjualan dua hari karena keterbatasan  pasokan buah. Keuntungan dari hasil jualan tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga, mulai dari biaya makan dan biaya anak sekolah sehingga dia kehabisan modal untuk beli barang dagangan.

"Untuk memenuhi kebutuhan harian modal kepake. Biaya anak sekolah dan makan sehari-hari," katanya.

2. Harga salak dari pemasok juga naik gara-gara penyekatan

Pexels.com/Ian

Tak hanya itu, selama pelaksanaan PPKM Darurat harga salak dari pemasok naik hingga dua kali lipat yang semula Rp2.000 menjadi Rp4.500 per kilogram. Hal ini terjadi lantaran tarif ongkos pengiriman dari luar daerah mengalami kenaikan karena adanya penyekatan.

Sementara Jaka hanya menjual sebesar Rp5.000 kepada masyarakat. Dia berjualan keliling mulai dari pagi hingga sore hari. "Lima ribu itu malah gak ada untungnya karena masih kotor belum dipotong bensin dan akomodasi lain," katanya.

 

3. Pasrah dan berharap, Jaka minta pemerintah tinjau perpanjangan PPKM

IDN Times/Khaerul Anwar

Dia mengatakan, sudah bingung apa yang akan dilakukan. Sejak PPKM Darurat diberlakukan, dia hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah kembali membatalkan perpanjangan pembatasan kebijakan mobilitas masyarakat.

"Harapannya supaya meninjau kebijakan PPKM jangan diperpanjang lagi saya pedagang kecil samgat terdampak sekali. Kita gak ada pemasokan hari-hari, 4 hari gak jualan," katanya.

Editorial Team