Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Salah seorang pedagang di pasar tradisional Bantu Kota ikuti rapid test. IDN Times/Daruwaskita

Serang, IDN Times - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, pihaknya masih menggunakan metode uji cepat (rapid test) dalam memetakan penyebaran virus corona atau COVID-19 di wilayahnya. Pengujian ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah. 

Meski rapid test dinilai tidak efektif dan akurat untuk mendiagnosis orang yang terpapar virus yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut.

1. Sejauh ini, rapid test diklaim masih efektif

IDN Times/Khaerul Anwar

Menurut Andika, metode pengambilan sampel dengan rapid test masih efektif untuk mengidentifikasi penyebaran virus corona dengan cepat. Sejauh ini,  kata dia, metode tersebut bisa memetakan secara komprehensif penyebaran virus corona di Banten.

"Rapid test efektif kalau tidak akurat kan ada PCR. Kalau positif kita kan langsung layani di RSUD Banten sudah menjadi rumah sakit khusus rujukan COVID-19," kata Andika saat dikonfirmasi, Rabu (24/6).

2. Rapid test juga disebut sesuai anjuran pemerintah pusat dan WHO

Rapid test massal Unhas Makassar. IDN Times/Unhas Makassar

Anak mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu juga menjelaskan, metode pengambilan sampel dengan menggunakan rapid test itu pun berdasarkan arahan pemerintah pusat dan World Health Organization (WHO).

"Yang memang aturan dan landasan itu telah dikeluarkan (pemerintah) pusat dan WHO baik itu dari dasar penanganan dan dasar pencegahan konteks pemeriksaan rapid test," katanya.

3. Rapid test cepat dan murah

(Petugas melakukan pemeriksaan rapid test pengunjung dan pedagang pasar di Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (28/5/2020) ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Dikonfirmasi terpisah, juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Serang Hari Pamungkas mengatakan, rapid test merupakan opsi yang cepat untuk memetakan dan memutus mata rantai penyebaran virus corona. Selain itu rapid test ini ditempuh karena dinilai lebih murah.

Dikatakan Hari, untuk pengadaan alat rapid test bersumber dari tiga sumber, pertama bantuan dari pusat, provinsi dan dari pemrintah Kota Serang sendiri. Sejauh ini, Pemkot Serang telah membeli sebanyak 22.700 stik alat rapid test.

"(PCR) sanggup gak beli alatnya? Mahal, satu unit itu bisa satu miliar lebih. Antrean satu sampel juga butuh waktu cukup lama dari Litbang Kemenkes saja bisa dua minggu Labkesda (Banten) juga cuma punya 2 alat waktu antrean 2 minggu," katanya.

Editorial Team