Serang, IDN Times – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten memetakan ratusan titik rawan banjir menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Maret 2026. Dari hasil pemetaan tersebut, wilayah Tangerang Raya menjadi daerah dengan titik banjir terbanyak di Banten.
Kepala BPBD Banten, Lutfi Mujahidin mengatakan titik banjir tersebar di wilayah utara dan tengah Banten yang secara geografis berada di dataran rendah. Namun, kawasan Tangerang Raya meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan mencatat jumlah kerawanan paling tinggi dibanding daerah lainnya.
Ratusan Titik di Banten Rawan Banjir, Terbanyak di Tangerang Raya

Intinya sih...
Titik banjir tersebar di wilayah lain di Banten, seperti Lebak, Cilegon, dan Pandeglang
Lebak dan Pandeglang tetap waspada terhadap longsor karena kondisi pegunungan dan lereng curam
450 personel gabungan disiagakan BPBD Banten untuk merespons bencana hidrometeorologi dengan strategi siaga
1. Titik banjir juga tersebar di wilayah lain di Banten
Selain Tangerang, beberapa titik banjir juga tersebar di Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, dan Kabupaten Pandeglang, meski jumlahnya tidak sebanyak wilayah bagian utara.
"Jumlah titiknya banyak, ratusan se-Banten. Yang paling banyak (banjir) itu di Tangerang, di kota-kota memang,” kata Lutfi usai apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di kantor BPBD Banten, Senin (24/11/2025).
2. Lebak dan Pandeglang tetap waspada longsor
Sementara itu, BPBD juga memetakan wilayah selatan Banten seperti Lebak dan Pandeglang sebagai daerah dengan tingkat kerawanan tinggi untuk tanah longsor. Kondisi pegunungan dan lereng curam membuat kedua kabupaten tersebut terus menjadi fokus pemantauan.
"Wilayah longsor itu ada di (Banten) selatan karena konturnya pegunungan,” kata Lutfi.
3. Sebanyak 450 personel gabungan disiagakan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi
BPBD Banten menyiapkan strategi siaga dan penempatan personel berdasarkan peta kerawanan tersebut. Sebanyak 450 personel gabungan TNI, Polri, relawan, dan unsur pemerintah daerah disiagakan untuk merespons jika terjadi bencana hidrometeorologi.
Lutfi menegaskan bahwa potensi banjir dan longsor dapat muncul sewaktu-waktu, sehingga kesiapsiagaan tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah. Ia meminta masyarakat yang tinggal di titik rawan agar menyiapkan rencana evakuasi dan mengamankan dokumen penting.
Barang-barang penting seperti dokumen identitas, ijazah, dan surat-surat keluarga diminta diprioritaskan saat evakuasi. Lutfi menambahkan bahwa persiapan harus dilakukan sejak dini, terutama bagi warga yang setiap tahun terdampak banjir. “Bencana tidak kita kehendaki, tapi ketika datang kita harus siap,” katanya.