Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
160147-d900bbf81c4720bf2bfca300c30c0dbe-160147.jpg
Wali Kota Tangerang, Sachrudin (Dok. Pemkot Tangerang)

Intinya sih...

  • MPLS Tahun 2025 dimulai di Kota Tangerang

  • Sachrudin meminta tidak ada perpeloncoan verbal atau fisik, dan ajak orangtua untuk memantau anak selama MPLS berlangsung

  • Harapannya MPLS menjadi pengalaman positif bagi siswa baru dengan nilai-nilai edukasi yang kuat

Kota Tangerang, IDN Times - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun 2025 sudah mulai berlangsung, ribuan siswa baru dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Tangerang bersiap menjalani masa transisi penting untuk mengenal lingkungan sekolah dan budaya belajar yang baru.

Wali Kota Tangerang, Sachrudin menyampaikan, meminta operator sekolah melaksanakan MPLS benar-benar dijalankan secara edukatif, sesuai aturan, dan menghindari praktik yang dapat mencederai semangat kebersamaan.

“Saya mengimbau kepada seluruh sekolah dan tenaga pendidik, orangtua, serta peserta didik baru di Kota Tangerang untuk menjalankan MPLS dengan penuh tanggung jawab, berlandaskan nilai-nilai edukasi,” kata Sachrudin, Senin (14/7/2025).

1. Jangan ada perpeloncoan, baik verbal apalagi fisik

ilustrasi perbuatan bully yang tercela (unsplash.com/La Fabbrica Dei Sogni)

Menurutnya, MPLS merupakan momentum penting untuk menanamkan semangat belajar, memperkenalkan budaya sekolah, serta menumbuhkan rasa bangga sebagai bagian dari lingkungan baru. Oleh karena itu, kegiatan MPLS harus diisi dengan aktivitas yang membangun karakter, kedisiplinan, cinta lingkungan, serta menguatkan nilai kebangsaan.

Sachrudin juga menegaskan sikap tegas pemerintah terhadap praktik perpeloncoan dan kekerasan, baik fisik maupun verbal, yang kerap terjadi di masa orientasi sekolah.

“Pastikan MPLS menjadi pengalaman menyenangkan dan positif bagi siswa baru, bukan ajang untuk merendahkan atau menyakiti. Segala bentuk perundungan, kekerasan, maupun tindakan yang merusak mental siswa harus dihindari. Tanamkan rasa saling menghormati, toleransi, serta semangat gotong royong, tanpa membedakan latar belakang,” kata dia.

2. Sachrudin juga mengajak orangtua untuk memantau anaknya

ilustrasi pembulian/bully (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tidak hanya kepada pihak sekolah, Sachrudin juga mengajak para orangtua untuk berperan aktif memantau dan mendukung anak-anak mereka selama masa MPLS berlangsung. Kehadiran dan perhatian orangtua dinilai penting agar siswa merasa aman dan nyaman saat menjalani masa adaptasi.

“Kepada guru dan panitia MPLS, jadilah teladan yang baik. Ciptakan suasana yang ramah, aman, dan kondusif. Sementara itu, bagi sekolah dan peserta didik, saya mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan, kesehatan, dan keselamatan agar proses belajar dapat berjalan lancar tanpa hambatan,” kata Sachrudin.

Editorial Team