Lokasi proyek SPAM kali Angke ( IDN Times/Muhamad Iqbal)
Heryanto selaku Sekretaris Presidium Pemantau dan Pengawas Pembangunan Tangerang Raya (P4TRA) menyoroti kerja sama investasi PT Tangsel Tira Mandiri (TTM) dengan BUMD PT PITS dalam penyediaan air minum ini.
Ada beberapa isu yang menjadi sorotan. Pertama, status PT PITS sebagai induk perusahaan BUMD Tangsel.
"Dia kan induk, tapi kenapa beroperasi? Apakah itu dibenarkan sesuai dengan aturan dan peraturan? Semestinya, holding harus bentuk dulu anak-anak perusahaan, baik itu BUMD nya tentang air minum, atau yang lainnya,” kata Heryanto, Senin (17/2).
Kedua, P4TRA juga menyoroti pembangunan SPAM Kota Tangsel di Kali Angke. Proyek ini dikerjakan bersama PT PP dengan nilai lebih dari Rp300 miliar.
Semestinya, ada kajian mendalam mengapa PT PITS dan TTM memiliki Kali Angke sebagai sumber air karena ini berkaitan dengan ekosistem hidup di sekitarnya.
"Itu kan debitnya 200 liter per detik. Kita tanya hulu hilirnya Sungai Angke itu dari mana ke mana, berapa kedalamannya? Anggap saja diambil 200 liter per detik, di kali 24 jam, itu ada 17.280.000 juta liter air diambil, nah itu pastinya akan berdampak pada ekosistem,” kata dia.
P4TRA juga mempertanyakan perizinan pembangunan SPAM itu. Heryanto mengaku sudah menyerahkan hasil kajian mereka ke DPRD Kota Tangsel, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, IDN Times sudah berusaha berulang kali mengonfirmasi kepada pihak PT. TTM dan PT. PITS. Direktur Utama PT. TTM, Denny Kadarwati enggan banyak berkomentar terkait persoalan itu.
"Nilai investasi itu untuk instalasi pengolahan air minum (bukan air bersih) dan seluruh jaringan perpipaannya. Nanti saat peresmian ada press release-nya," kata Denny kepada IDN Times melalui pesan WhatsApp.