Tari Rampak Beduk tak hanya sekadar hiburan atau tontonan, melainkan kesenian yang membawa pesan religiusitas. Yakni menyemarakan bulan suci Ramadan dengan alat-alat yang memang dirancang para ulama pewaris Nabi. Selain menyemarakan ibadah tarawihan, juga sebagai pengiring takbiran dan marhaban.
Di masa lalu, penari Rampak Beduk terdiri semuanya laki-laki. Tapi saat ini sama halnya dengan banyak seni lainnya, tarian ini bisa dilakukan laki-laki dan perempuan.
Jumlah penari biasanya sekitar 10 orang, laki-laki lima orang dan perempuan lima orang. Fungsi masing-masing pemain adalah; pemain laki-laki sebagai penabuh bedug dan sekaligus kendang. Sedangkan pemain perempuan sebagai penabuh beduk, baik pemain laki-laki maupun perempuan sekaligus juga sebagai penari.
Busana yang dipakai oleh pemain Rampak Beduk adalah pakaian muslim dan muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan.
Pemain laki-laki misalnya mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten, tapi warna-warninya menggambarkan kemoderenan: hijau, ungu, merah, dan lainnya.
Pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemoderenan dan relatif religius. Misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning, dan di dalamnya mengenakan celana panjang warna merah jenis celana panjang pesilat.
Di luarnya mengenakan kain merah tanpa dijahit yang bisa dililitkan dan digunakan untuk semacam tarian selendang. Bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar.