Sekolah Rakyat di Tangsel Akan Beroperasi Besok

- Sekolah Rakyat di Tangsel menampung 150 siswa dari berbagai daerah di Banten, termasuk yang berasal dari keluarga miskin ekstrem.
- Kegiatan belajar SRMA 34 Lebak dimulai sejak awal Agustus lalu dengan sistem pendidikan berasrama penuh dan masa penyesuaian selama dua bulan.
- Program Sekolah Rakyat umumnya diikuti oleh siswa dari keluarga tidak mampu dan bukan berasal dari latar belakang pesantren atau pendidikan berasrama sebelumnya.
Tangerang Selatan, IDN Times - Dinas Sosial Provinsi Banten menyatakan, kegiatan belajar mengajar Sekolah Rakyat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akan dimulai pada pekan ini. Plt. Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Dicky Hardiana mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan terkait dengan rencana pelaksanaan Sekolah Rakyat di Tangsel ini.
"Insya Allah tanggal 15 Agustus ini, Sekolah Rakyat di Tangsel mulai beroperasi,” kata Dicky, Kamis (14/8/2025).
1. Sekolah Rakyat di Tangsel bisa menampung 150 siswa dari berbagai daerah di Banten

Dicky mengatakan, Sekolah Rakyat di Tangsel menampung 150 siswa yang terbagi dalam enam rombongan belajar (rombel). Para siswa tersebut merupakan hasil pendataan yang berasal dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN), yang merupakan warga dalam kategori miskin ekstrem.
Siswa yang telah terdaftar pada Program Sekolah Rakyat di Tangsel terdiri dari 26 anak asal Pandeglang, 19 anak asal Kabupaten Serang, dan 33 anak asal Kabupaten Tangerang. Kemudian, 20 anak asal Kota Cilegon, 19 anak asal Kota Tangerang, serta 19 anak asal Kota Tangerang Selatan.
2. Kegiatan Belajar SRMA 34 Lebak sudah dimulai sejak awal Agustus lalu

Sebelumnya, kegiatan belajar mengajar SRMA 34 Kabupaten Lebak sudah dimulai sejak 1 Agustus lalu. . Selain pembelajaran akademik, sekolah ini menerapkan sistem pendidikan berasrama penuh, baik untuk siswa maupun guru. Nantinya, ada pendekatan 24 jam pengawasan dan pembentukan karakter.
“Iya, sebenarnya hari ini sudah mulai MPLS, telah dilanjutkan masa persiapan dan mulai pembelajaran reguler. KBM-nya berarti hari ini mulai,” kata Kepala SRMA 34, Chandra Lestianta Budiarsi, Jumat (1/8/2025).
Ia menjelaskan bahwa siswa Sekolah Rakyat umumnya berasal dari keluarga tidak mampu dan bukan berasal dari latar belakang pesantren atau pendidikan berasrama sebelumnya. Karena itu, dua bulan awal sekolah ini dirancang sebagai masa penyesuaian.
“Anak-anaknya itu bukan anak yang awalnya bercita-cita berpesantren, jadi belum siap uang, belum siap hati untuk boarding. Mereka itu tidak punya persiapan awal seperti itu, sehingga selama dua bulan ini adalah masa penyesuaian,” ujarnya.