Seragam Avsec di Bandara Soetta Berubah, Erick Tohir: Lebih Friendly!
- Seragam petugas Avsec Bandara Soetta akan diubah menjadi lebih friendly dan nyaman dilihat, dengan warna merah burgundy dan tanpa topi.
- Perubahan seragam tersebut akan diterapkan pada periode Natal dan Tahun Baru 2024, dengan batas tenggat waktu penggantian seragam antara tanggal 15 sampai 20 Desember 2024.
- Bandara Soetta juga menampilkan wajah hijau dengan hiasan pohon-pohon dan layar LED besar yang menggambarkan Indonesia sebagai negara tropis, serta penampilan budaya seperti Reog Ponorogo.
Tangerang, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir memastikan, seragam petugas Aviatik Security (Avsec) akan diubah dengan tampilan yang lebih friendly alias ramah dan nyaman dilihat. Perubahan seragam tersebut akan diterapkan pada periode Natal dan Tahun Baru 2024.
Seragam baru tersebut pun dipamerkan Menteri Erick saat mengecek kesiapan angkutan Nataru di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Rabu (4/12/2024).
"Bukan berarti tidak bagus ya. Ini sebelumnya, dan ini yang baru. Ini lebih friendly, nyaman, ini bagian dari mengubah persepsi, penampakan yang lebih bersahabat," ujar Erick Tohir.
1. Seragam diubah dari warna biru menjadi burgundy
Erick mengungkapkan, seragam tersebut pun akan diubah dari warna biru dan mengenakan topi layaknya petugas keamanan, menjadi warna merah burgundy dengan tampilan padu padan jas dan celana panjang, baik untuk wanita maupun pria.
Sedangkan topi khas Avsec akan dihilangkan, diganti dengan syal di leher. "Bagaimana muka bandara, harus lebih friendly, nyaman. Disambut dengan baik," kata Erick Tohir.
Dia pun memberi batas tenggat waktu penggantian seragam tersebut, akan diganti pada tanggal 15 sampai 20 Desember 2024. Hal tersebut juga sebagai wajah baru bandara di Indonesia para periode Nataru.
2. Ada tampilan Reog Ponorogo di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
Selain mengubah seragam lebih ramah, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), juga mengubah wajahnya menjadi lebih hijau, dengan hiasan dan ornamen pohon-pohon. Tak hanya itu, terdapat juga layar LED besar yang menggambarkan Indonesia sebagai negara tropis.
"Jadi harus ditunjukkan bahwa Indonesia ini negara tropis, kaya dengan hewan dan tanaman," ungkapnya.
Selain itu, terdapat juga penampilan budaya, seperti kali ini ada Reog Ponorogo yang berkeliling diiringi dengan musik khas Ponorogo menyapa para penumpang yang ada di bandara tersebut.
"Jadi kalau di seluruh dunia airport itu bukan hanya untuk fasilitas terbang, melainkan jadi tujuan (wisata), berkumpul komunitas, seperti di airport Changi Singapura ada air tejun, pameran, masa kita kalah?" tuturnya.
