Infografis pekerja terdampak COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)
PHK tak hanya melanda buruh di level bawah, tapi juga mereka yang ada di posisi penting.
Herdi, misalnya. Sebelum kena PHK, dia merupakan supervisor atau penyelia di restoran terkenal di Kota Bandar Lampung. Di perusahaan itu, Herdi telah bekerja kurang lebih selama 8 tahun.
"Saya ingat betul, Maret 2020 awal pandemik masuk dan restoran sudah mulai sepi, karena mulai ada pembatasan-pembatasan. Dari situ, pendapat mulai berkurang. Saya sebagai atasan dapat info dari pusat, kalau restoran ini mau ditutup permanen," ujarnya, kepada IDN Times, Sabtu (11/12/2021).
Kekhawatiran Herdi menjadi kenyataan. "Jangankan pembeli, orang sekadar berkunjung ke restoran saja itu tidak. Mei 2020, baru akhirnya kita tutup total," sambung dia.
Berstatus level supervisor, Herdi pun tidak serta merta langsung meninggalkan tempatnya bekerja begitu saja. Itu lantaran harus mengurus aset-aset restoran sebelum akhirnya di November 2020 bener-benar menerima surat keputusan PHK.
Kendati beruntung mendapatkan dana pesangon dari pihak perusahaan, ia mengatakan nilainya tidak begitu besar. "Dibilang pesangon sebenarnya kurang pas, mungkin tepatnya dana terima kasih dari perusahaan," katanya.
Di tengah guncangan hidup ini, orang pertama mengetahui dirinya kini tak lagi bekerja di restoran terkenal itu adalah sang istri. Saat tahu, sang istri terkejut dan terpukul, tapi memahami kesulitan saat ini.
Sang istri jugalah yang kemudian menyemangati Herdi, termasuk untuk memulai usaha baru. Warga Kelurahan Way Laga, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung itu sadar bahwa dia tidak bisa diam dan bersantai. Di rumah, ada istri dan anak yang harus dinafkahi. Dapur harus mengebul.
"Akhirnya, saya mutusin untuk jualan berdagang sayur-sayuran," imbuhnya.
Dia tinggalkan kenyamanan bekerja dengan pakaian rapi, dasi, dan tunjangan fasilitas saat menjadi supervisor. Dia jug menanggalkan gengsi dan mencoba mengambil hikmah dari semua. "Dan sadar kalau memang ini yang harus saya jalanin sekarang untuk menghidupi keluarga," ucap dia.
Memulai dengan berjualan sayur secara online dan memanfaatkan koneksi semasa bekerja di bidang kuliner, perlahan namun pasti Herdi kini berhasil memasok kebutuhan sayur mayur di sejumlah rumah makan ataupun restoran di sekitaran Kota Bandar Lampung. Ia mengusung brand 'Berkah Fresh H&D'.
Apakah langsung sukses? Tidak.
Herdi mengaku sempat kesulitan memasarkan barang jualan saya. Tapi berkat bantuan teman-teman, kata dia, sekarang omzetnya lumayan bisa untuk nafkahi keluarga.
Cerita lain datang dari Fery Rizkiawan. Pandemik pun memaksanya meninggalkan jabatan sebagai general manager sebuah maskapai ternama di tanah air.
Setelah banyak melihat karyawan lain diberhentikan di tengah jalan, Fery kemudian berinisiatif menjawab tawaran perusahaannya yakni mengambil program pensiun dini.
Sesaat sebelum pensiun dini itu, Fery menjabat sebagai General Manager (GM) area Samarinda. "Kemarin perusahaan ada penawaran pensiun dini, ini opsi yang fair buat
saya. Saya ambil dan menjalankan sesuatu yang baru," kata Fery, Rabu
(10/11/2021).
Dia tidak mau lama menganggur. Fery memutuskan untuk pulang ke kota di mana dia
tumbuh besar, Kota Surabaya. Dia pun memulai usaha sendiri.
"Saya melihat yang jadi ‘bintang utama’ selama pandemi ini adalah makanan dan ekspedisi," kata Fery.
Fery memulainya dengan membuka gerai ayam goreng yang dia beri nama
Atom Chicken. Sedangkan, bisnis ekspedisinya sudah 90 persen siap beroperasi. "Sementara ini saya fokus mengurus Atom Chicken dulu, sampai anak-anak bisa ditinggal," kata alumnus SMAN 6 Surabaya tersebut.
Atom Chicken sudah mulai buka sejak 3 November 2021 dengan 5 orang karyawan. Sebagai modal awal, dia patungan bersama dua orang temannya dan merogoh kocek hingga Rp30 juta.
Merintis usaha tentu saja tidak mudah. Namun, dia tidak mudah menyerah. Baginya, bisnis yang digeluti saat ini adalah tantangan untuk diri sendiri. Selain itu, ada perasan lega karena dia bisa membuka lapangan kerja baru.
Dia mengungkap, 80 persen karyawan yang dia pekerjakan merupakan korban terdampak pandemik. "Mereka kehilangan pekerjaan. Posisi kami sama, motivasinya sama untuk maju, sama-sama membangun dari awal. Saya optimistis bisnis ini bisa jalan karena memang usaha kuliner tetap akan dicari orang," kata Fery.