Suku Baduy yang Jauh dari Hingar Bingar Kelangkaan LPG 3 Kg

Lebak, IDN Times - Masyarakat di sejumlah daerah sedang kesusahan karena perubahan kebijakan mengenai penjualan LPG ukuran 3 kilogram (kg). Antrean tak terelakkan. Namun, pemandangan berbeda tampak di pemukiman Suku Baduy, Lebak.
Masyarakat di sana tidak terpengaruh dengan hingar-bingar kelangkaan dan sulitnya mendapatkan LPG 3 kg. Untuk keperluan masak sehari-hari, suku di pedalaman Lebak ini mengandalkan alam, sesuai dengan aturan adat di sana.
"Kami sejak dulu hingga kini untuk keperluan memasak menggunakan kayu bakar," kata salah satu warga Kampung Cipiit Desa Kanekes, Santa (55), seperti dikutip dari ANTARA, Senin (3/2/2025).
1. Suku Baduy tidak boleh memakai LPG untuk keperluan masak-memasak
Sesuai dengan aturan adat, Suku Baduy dikenal dekat dengan alam serta tidak menggunakan produk hasil kemajuan teknologi. Oleh karena itu, masyarakat Baduy tidak diperbolehkan memakai gas LPG, termasuk yang subsidi 3 kg karena bertentangan dengan aturan adat setempat.
Ketersediaan kayu bakar di kawasan pemukiman Baduy maupun di kebun dan ladang melimpah. Oleh karena itu, masyarakat Baduy Luar dan Dalam yang berpenduduk di sekitar 4.000 kepala keluarga untuk keperluan memasak menggunakan kayu bakar. Penggunaan kayu bakar itu manfaatnya ramah lingkungan dan dapat mengirit ekonomi keluarga.
"Kayu-kayu bakar yang kering itu disimpan di dapur dan kemudian dijadikan bahan bakar untuk memasak gorengan, sayuran , nasi hingga air minum," kata Santa.