Ilustrasi nelayan (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Namun, kata Wading, ada ratusan nelayan yang saat ini tak melaut akibat cuaca buruk tersebut dan faktor-faktor tersebut. "Kami memiliki anggota sebanyak 620 nelayan dan kini terpukul dengan kondisi badai juga ditambah adanya penyesuaian kenaikan BBM," katanya menjelaskan.
Menurut dia, nelayan pesisir selatan Lebak berharap pemerintah agar meninjau kembali penyesuaian harga BBM, karena tak sebanding antara biaya operasional dengan pendapatan tangkapan ikan.
Biayanya, operasional melaut usai kenaikan BBM bisa mencapai Rp5 juta selama sepekan, namun pendapatan belum sebanding, terlebih saat ini cuaca buruk dan belum musim ikan. "Kami berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan khusus untuk nelayan sehingga usaha melaut tetap berjalan," kata Wading.
Menurut dia, nelayan di sini mengapresiasi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dinilai cukup besar terhadap usaha nelayan pesisir Selatan Lebak.
Perhatian KKP itu dengan memberikan bantuan penyaluran alat sarana produksi berupa jaring hingga armada kapal, sebab pendapatan nelayan di sini fluktuatif dan tidak menentu jika cuaca buruk itu.
"Kami berharap bantuan sarana usaha nelayan juga diperhatikan oleh Pemprov Banten," kata Wading.