Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tak Pernah Dengar Warga Ngeluh, Kades Kronjo: Saya di Kantor Terus

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti
Intinya sih...
  • Kepala Desa Kronjo, Nurjaman baru mengetahui adanya pagar laut di wilayahnya setelah meninjau bersama Ombudsman dan Kementerian lainnya.
  • Nurjaman tidak pernah mendengar keluhan nelayan terkait pagar laut, namun meminta nelayan yang merasa diancam untuk mendatangi dirinya.
  • Nurjaman mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2 karena pengembang memberikan dana CSR dan banyak masyarakatnya mendapatkan lapangan pekerjaan di sana.

Tangerang, IDN Times - Kepala Desa (Kades) Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Nurjaman mengaku tidak mengetahui ada persoalan dengan pagar laut di wilayahnya. Bahkan, ia mengaku baru kali ini meninjau adanya pagar laut di wilayahnya tersebut bersama Ombudsman, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan jajaran Kementerian lainnya pada Rabu (15/1/2025).

"Ya, saya baru ke sini malah, baru meninjau ini, baru tahu, saya enggak tahu, saya jarang (meninjau) ke lapangan, di kantor terus," kata Nurjaman.

1. Nurjaman mengaku, tidak pernah mendengar ada nelayan yang mengeluh soal pagar laut

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Nurjaman juga menyebut, sebagai kepala desa, dia tidak pernah mendengar ada nelayan yang mengeluh perihal pagar laut. Apalagi, kata dia, nelayan telah diwadahi oleh himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI).

"Tidak ada. Saya jamin tidak ada itu (keluhan soal pagar laut), karena nelayan di sini diwadahi oleh HNSI, ada koordinasi HNSI-nya tapi saya tanya biasa saja, ya sudah," ungkapnya.

2. Masyarakat menyebut ada ancaman verbal, tapi Nurjaman membantah

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sebelumnya, nelayan Pulau Cangkir, sempat menyebut bahwa nelayan di wilayah tersebut takut untuk menentang pemasangan cucuk bambu di wilayahnya lantaran disebut hal itu untuk proyek strategis nasional (PSN). Bahkan, ancaman verbal kerap kali datang sehingga membuat nelayan enggan protes.

Namun, Nurjaman meminta nelayan yang merasa diancam secara verbal untuk mendatangi dirinya. Pasalnya, sebagai kepala desa, dia pasti akan dimintai bantuan jika ada masyarakatnya yang mendapat ancaman.

"Jadi kalau ada apa-apa dengan masyarakat, pasti ujung-ujung ke ke Kades. Contoh, ibu, tawuran, anak dipegang polisi, pasti ke kades keluarganya," tegasnya.

3. Nurjaman akui mendukung PSN PIK 2

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Nurjaman, sempat mendeklarasikan mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2 sambil memegang spanduk. Namun, Nurjaman membantah jika hal tersebut karena dia mendapat suap.

"Hoaks. Kalau camat apalagi saya, bukan, enggak tahu menahu. Kalau bahasa suap itu emang kitanya siapa? Ya dong? bukan menentukan kebijakan kepala desa itu," tuturnya.

Selain itu, dukungannya terhadap PIK 2 lantaran pengembang tersebut memberikan dana Corporate Social Responsibility atau CSR kepada wilayahnya. Hal tersebut, kata Nurjaman, tentunya harus diapresiasi.

"Dia kan memberikan CSR, selagi kami kan namanya pemerintahan desa, pemerintahan terkecil, selagi itu PSN mah kan bagian dari program pemerintah pusat. Selagi itu belum ditarik atau dibatalkan kan sah-sah saja," ungkapnya.

4. Nurjaman menyebut, PIK 2 banyak memberikan pekerjaan ke masyarakat, tapi tak tahu datanya

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Nurjaman juga mengungkapkan, dengan adanya PIK 2, masyarakatnya banyak yang mendapatkan lapangan pekerjaan di PSN tersebut. Namun, saat ditanya data masyarakatnya yang bekerja di PIK 2, Nurjaman mengaku tidak tahu.

"Kami enggak ada data. Selagi saya prinsipnya selagi buat masyarakat, umat, selagi saya tidak bisa membantu masyarakat, ada yang membantu ya kenapa tidak," tegasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us