Eko mengatakan, LIPI melakukan uji sampling di rawa Binuangeun pada 2015. Dari uji itu, peneliti menemukan batang kayu berukuran besar yang diperkirakan telah terpendam di dalam lumpur sekitar antara 350 - 400 tahun.
Peneliti kemudian melakukan pengeboran dan mengambil sampel endapan pasir. Hasilnya, ditemukan plankton di lapisan sampel pasir tersebut.
Hal itu menjadi indikasi ada mekanisme proses membawa plankton ke darat yang diduga karena tsunami.
"Selain itu di Tanjung Binuangeun terdapat koral bercabang masih utuh. Koral bercabang mestinya tumbuh di dasar laut tapi ini malahan muncul di permukaan. Ini fenomena menarik karena posisi normal mestinya ada di dasar laut," katanya dalam rilis presentasi hasil riset yang diterima IDN Times, Senin (8/2/2021)
Catatan soal bencana tsunami di Indonesia baru ditemukan pada sekitar tahun 1600-an, setelah kedatangan bangsa Eropa. Berdasarkan catatan sejarah bencana alam tersebut, sudah beberapa kali terjadi tsunami di nusantara.