Ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)
Sementara itu, salah satu pelajar di salah satu pesantren di Kabupaten Tangerang, Syafiq (15) mengungkapkan, sebagai santri dirinya pun diajarkan untuk berpikir logis. Sehingga, tidak begitu saja menerima paham yang radikal.
"Jadi justru di pesantren, kita tahu kalau terorisme itu salah dan bukan bagian dari Islam," kata Syafiq.
Bukan hanya itu, Syafiq juga menjelaskan, di pesantren diajarkan untuk saling berkasih sayang dan bertoleransi. Bukan hanya yang berbeda suku, namun juga agama.
"Kalau yang saya pelajari di pesantren sih gak ada ya ajaran untuk jihad terus membunuh, karena bunuh diri aja sudah dosa dan jelas dalilnya. Gak ada dalil yang menyatakan bunuh diri adalah bagian dari jihad, kalau memang begitu," tuturnya.
Ia pun berkeyakinan, jika pelajar yang benar-benar belajar mengenai agama islam, pasti tidak bisa menerima paham jihad dengan bunuh diri atau membunuh orang lain yang tidak bersalah.
"Justru itu mencoreng citra Nabi Muhammad yang pengasih dan penyayang, karena zaman nabi, kaum di luar Islam pun dilindungi haknya saat beliau menjadi pemimpin," kata dia.