Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii saat peluncuran IISAR 2026 (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Intinya sih...

  • Pemerintah perlu meningkatkan kualitas SDM SAR dan penguasaan teknologi AI untuk menghadapi kondisi geografis Indonesia yang rentan terhadap bencana.

  • IISAR 2026 akan melibatkan 30 negara untuk pertukaran pengetahuan dan teknologi, serta menampilkan teknologi alternatif seperti helikopter canggih dan drone AI.

  • Acara ini juga akan menampilkan challenge search and rescue yang diikuti oleh 12 tim dari negara berbeda untuk saling bertukar pengalaman, pengetahuan, dan teknologi kekinian soal Search and Rescue.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno menyebut, tim Search and Rescue (SAR) di Indonesia perlu memanfaatkan teknologi dari artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menghadapi kondisi geografis Indonesia yang berada dalam ring of fire atau cincin api.

Kondisi geografis seperti itu membuat Indonesia rentan mengalami bencana, seperti erupsi gunung berapi, banjir bandang, longsor, hingga hidrometeorologi. "Sebagaimana yang sekarang ini terjadi. Jadi, oleh karena itu kapasitas kita untuk search and rescue, pencarian, penyelamatan, evakuasi ini sangat-sangat penting,"ungkap Pratikno dalam peluncuran Indonesia Internasional Search and Rescue (IISAR) 2026, di Kabupaten Tangerang, Jumat malam (5/12/2025).

1. Pratikno juga menyebut, peningkatan kualitas SDM SAR juga penting

Menko PMK, Pratikno usai menghadiri peluncuran Indonesia International Search and Rescue (IISAR) 2026 di Dome A, Spike Air Dome PIK 2, Kabupaten Tangerang, Jumat (5/12/2025) malam (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Dengan begitu, pemerintah harus mendukung bagaimana meningkatkan sumber daya manusia di bidang SAR tersebut. Bukan hanya di keterampilan dan pengetahuannya saja, tetapi juga dalam penguasaan teknologi AI, sehingga Indonesia dengan segala kemungkinan kebencanaan yang ada, bisa lebih maju dalam penguasaan teknologi serta SDM-nya.

"Sekarang ini kan ada revolusi teknologi yang luar biasa, berkembangnya teknologi-teknologi cerdas. Nah, ini juga perlu kita terus manfaatkan dan terus kembangkan untuk kepentingan search and rescue di Indonesia,"ujarnya.

2. IISAR 2026 digelar untuk berbagi pengetahuan antar 30 negara

Teknologi sonar bawah air untuk mencari korban di laut milik Basarnas (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sementara itu, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas),Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkapkan, pada gelaran IISAR 2026 nanti, akan ada 30 negara yang terlibat sehingga memungkinkan pertukaran pengetahuan dan teknologi.

"Karena selama ini kami sudah tergabung dalam International Social Rescue Advisor Group dan kita juga ingin melibatkan negara-negara di kawasan yang belum tergabung dalam gelaran ini,"ujar Syafii.

Dalam IISAR 2026, Basarnas juga akan menampilkan teknologi-teknologi alternatif seperti helikopter canggih yang biasanya digunakan untuk operasi penyelamatan di medan yang sulit.

"Mungkin ke depan kami akan mengembangkan misalkan drone yang sudah berteknologi AI," ungkapnya.

3. Dalam IISAR 2026 juga akan ada challenge search and rescue yang diikuti 12 tim dari negara berbeda

Teknologi sonar bawah air untuk mencari korban di laut milik Basarnas (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Bukan hanya bergabung saja, dalam IISAR 2026, ke-30 negara tersebut akan saling bertukar pikiran, pengalaman, pengetahuan, dan teknologi kekinian soal Search and Rescue. Bukan hanya dalam bentuk diskusi atau forum, melainkan juga ada tantangan di dalamnya.

Misalnya saja, adanya challenge yang akan diikuti oleh 12 tim dari berbagai negara, di mana challenge tersebut akan menguji kemampuan masing-masing tim di negara yang berbeda dalam melakukan search and rescue.

"Ada beberapa challenge yang harus dipecahkan oleh tim SAR masing-masing negara, tentu soal kebencanaan, sehingga masing-masing tim akan bertukar pengetahuan,"ujarnya.

Editorial Team