Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten
Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten (Dok. IDN Times/Aldi)

Intinya sih...

  • Aksi mogok spontan setelah insiden penamparan terhadap murid kelas 12

  • Guru memberikan tugas daring selama dua hari mogok sekolah

  • Siswa menolak kekerasan di sekolah, bukan membela teman yang merokok

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lebak, IDN Times – Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, akhirnya buka suara soal aksi mogok sekolah yang mereka lakukan selama dua hari terakhir.

Mereka menegaskan, aksi tersebut bukan bentuk pembelaan terhadap teman yang ketahuan merokok, melainkan bentuk penolakan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan kepala sekolah.

“Kami sudah mau sekolah lagi hari ini karena kepsek kabarnya sudah dinonaktifkan,” ujar salah satu siswi yang enggan disebut namanya, Rabu (15/10/2025).

1. Aksi dilakukan spontan oleh para siswa

Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten (Dok. IDN Times/Aldi)

Menurut siswi tersebut, aksi mogok dilakukan spontan oleh seluruh siswa setelah insiden penamparan terhadap seorang murid kelas 12 pada Jumat pekan lalu. Selama dua hari mogok, guru tetap memberikan tugas melalui daring.

“Iya, selama dua hari tetap ada tugas lewat WhatsApp. Jadi pelajaran enggak tertinggal,” katanya.

Ia juga mengaku sempat diminta orangtuanya untuk tetap berangkat ke sekolah, namun karena semua teman sekelas tidak masuk, ia memilih ikut mogok.

2. Pihak sekolah membantah siswa mogok untuk membela temannya yang merokok

Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten (Dok. IDN Times/Aldi)

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Cimarga, Dhea Najmi Layali, membantah anggapan bahwa siswa yang mogok sedang membela rekan mereka yang ketahuan merokok.

“Jadi siswa itu mogok karena tidak ingin ada kekerasan di sekolah, bukan membela temannya yang merokok,” tegas Dhea.

Editorial Team