Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nasabah koperasi (Dok. Kuasa hukum)

Intinya sih...

  • Nasabah BMT di Serang mengalami kerugian Rp9,1 miliar

  • Para nasabah baru menyadari uangnya raib setelah tidak bisa menarik dananya sendiri pada tahun 2024

  • Kasus penggelapan uang nasabah tersebut tengah ditangani oleh Polda Banten

Serang, IDN Times - Ratusan nasabah koperasi Baitul Malwa Tamwil (BMT) di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang melaporkan dugaan penggelapan uang ke Polda Banten. Dugaan kerugian yang dialami 200 nasbah mencapai Rp9,1 miliar.

Para korban bersedia menyimpan uang di koperasi tersebut karena dijanjikan akan mendapat keuntungan satu persen dari dana yang ditabung.

1. Nasbah baru tahu uang raib setelah tak bisa tarik uang

Dok.IDN Times

Kuasa hukum para nasabah, Andre Scondery mengatakan, para nasabah baru menyadari uangnya raib atau sudah hilang setelah tidak bisa menarik dananya sendiri pada tahun 2024.

Lanjut Andre, dari ratusan korban yang ia dampingi mengalami kerugian bervariasi. Terbesar ada beberapa nasabah kehilangan uang Rp500 juta hingga Rp1 miliar lebih.

“Hasil laporan kami alhamdulilah pihak Polda perhatian sekali pada masyarakat sehingga hari ini kami langsung BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” kata Andre di Mapolda Banten, Jumat (20/6/2025).

2. Sempat ada janji bakal dikembalikan, tapi tak kunjung dibayar

Nasabah koperasi (Dok. Kuasa hukum)


Sebelumnya, kata dia, para nasbah dan pernah mediasi dengan pihak BMT, kemudian koperasi sudah sempat menjanjikan akan mengembalikan uang nasabah pada Maret 2025. Tapi hingga kini mereka masih belum mendapat pertanggungjawaban tersebut.

"Kalau menurut Pak Sunohdi selaku direktur BMT dia mengatakan uang (nasabah) dibawa lari oleh karyawannya sekitar Rp6 miliar cuma menurut saya ga mungkin cuma segitu,” katanya.

Salah satu korban, Ferly Fitri Utami bercerita bahwa dia mulai menabung di BMT sejak November 2024. Sebulan kemudian ketika hendak menarik uangnya, pihak BMT tidak bisa mencairkannya dengan alasan tutup buku.

Sekitar bulan Januari 2025, dia kembali mencoba menarik uang di tabungannya tapi lagi-lagi pihak BMT kembali beralasan belum bisa mencairkannya.

“Ternyata banyak nasabah nasabah yang sama nasibnya. Saya kemudian mengumpulkan teman teman itu dan 200 orang lah terkumpul (dari total 600 nasabah),” kata Ferly.

Ferly mengaku pihak BMT memang sempat menjanjikan pengembalian, tapi hingga kini para korban belum menerima janji tersebut.

"Ada yang sebagian yang dikasih uang (pengembalian) ada sebagian yang ga dikasih. (nasabah) yang dapat pengembalian juga paling Rp300-500 ribu, jadi ga sesuai jumlah tabungan," katanya.

3. Kasus ini tengah ditangani Polda Banten

Dok.khaerul anwar

Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Banten, Kombes Pol Dian Setyawan membenarkan laporan tersebut telah diterima, namun saag ini masih prose penyelidikan.

“Sudah diterima dan ditangani Ditreskrimum,” katanya melalui pesan singkat.

Sementara, Direktur BMT Muamaroh, Sunohdi saat dihubungi pada 15 Maret lalu, membenarkan uang ratusan nasabah dibawa kabur oleh eks manajer mereka bernama Desty. Sunohdi baru mengetahui hal tersebut pada 22 Februari lalu saat ada nasabah yang melapor kepadanya.

Sehari kemudian, keberadaan Desty tidak diketahui pasca Sunohdi memarahinya. Ia diduga kabur dan hingga kini belum diketahui keberadaannya. Sunohdi juga mengaku sudah melaporkan Desty ke Polres Cilegon sejak dua minggu lalu.

“Karena Desty ini sejak ketahuan melakukan dugaan kesalahan tersebut melarikan diri sampai sekarang belum ditemukan,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team