IDN Times/Maya Aulia Aprilianti
Sementara itu, Rektor UPH, Jonathan L Parapak mengungkapkan, lulusan dari Fakultas AI ini akan mendapat gelar Sarjana Strata 1. Fakultas tersebut, akan digabungkan dengan program studi informatika.
"Tapi jauh lebih luas dari pada itu, justru memilih Fakultas AI ini sebuah revolusi untuk mempersiapkan ahli masa depan menjangkau semua aspek kehidupan," kata Jonathan.
Sementara, Dekan Fakultas Kecerdasan Buatan UPH, Rizaldi Sistiabudi mengungkapkan, mahasiswa di fakultas tersebut akan diajarkan untuk memanfaatkan teknologi AI yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Nantinya, mahasiswa juga akan diajarkan bagaimana etika dalam memanfaatkan AI, sehingga memahami regulasi, meningkatkan fungsi AI di industri, sehingga menjadikan pemanfaatan AI menjadi terkendali.
"Kalau bicara AI saat ini, kita ada di ujung awal dan jelas arahnya, aturan dari pemerintah sudah cukup jelas. Ada Government to Government membahas AI mau diapakan, aturan mainnya seperti apa, makanya kami ada fakultas dan kami lengkapi," jelasnya.
UPH, kata Rizaldi, memahami bahwa penggunaan AI juga harus dibarengi dengan aturan dan etika yang jelas. Pasalnya, saat ini banyak pula diketahui penggunaan teknologi AI menjadikan kasus plagiarisme cukup banyak.
"Betul sekali bahwa AI ini teknologi selalu membuat suatu pertanyaan etika baru, contohnya di dunia jurnalistik, motion graphic sangat terdampak, nah saya rasa ini salah satu kekuatan di UPH, karena dasar pendidikan moral kebangsaan maupun religius sangat ditekankan, membentuk manusia bijaksana," jelasnya.
Untuk mengikuti perkembangan teknologi AI, UPH menggandeng kampus tertua di Cina, Zhejiang University untuk bekerasama di bidang akademisi. Sehingga, tenaga pengajarnya semua dari luar negeri, karena dianggap sudah lebih berpengalaman dalam research dan mengetahui seluk beluk kemajuan AI di dunia Pendidikan.
"Mahasiswa akan belajar penggunaan AI untuk suara, untuk kata, untuk membaca, menggambar, dan sebagainya,"ujar Rizaldi.