Wali Kota Tangsel Minta TPSA Regional Banten Segera Dibangun

Tangerang Selatan, IDN Times - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mendorong ketersediaan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional di Provinsi Banten. Kebutuhan TPA regional ini disebut sudah mendesak.
Saat ini TPA Cipeucang, di Kecamatan Serpong, sudah tidak mampu menampung volume sampah.
"Dalam kaitan dengan TPA regional, baru menunjuk mana saja sebagai titiknya. Kalau boleh kita ingin cepat. Tapi nanti jadi TPA Regional, itu kita usulkan ke Banten," kata Benyamin, Senin (17/10/2022).
1. Tangsel produksi 1.000 ton sampah sehari

Jika lahan TPA Regional itu sudah ada, pihaknya siap membeli 30 hektare lahan lokasi TPA. Hal tersebut, didasari dari pertumbuhan jumlah penduduk kota yang semakin bertambah.
"Idealnya untuk lahan TPA itu kurang lebih 30 hektare dengan volume sampah yang tentunya Tangsel 1.000 ton per hari," kata dia.
2. TPA Regional akan dimanfaatkan 8 kabupaten/kota

Menurut Benyamin, TPA Regional Banten nantinya dapat dimanfaatkan oleh delapan kota/kabupaten.
"Usulnya si untuk dengan kota/kabupaten lain, tapi misalkan Tangsel sendiri juga boleh, asalkan ditetapkan Pemprov sebagai TPA regional," jelas Benyamin.
3. Maja dan Cimarga menjadi calon lokasi TPA Regional Banten

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyebut, salah satu calon lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah regional Banten di Lebak berada di Kecamatan Cimarga. Iti menilai, Kecamatan Cimarga paling tepat jadi lokasi TPA regional.
"Tinggal kita pakai teknologinya. Diangkut seperti itu dipres untuk energi terbarukan," katanya, Senin (10/10/2022).
Iti menjelaskan, pada dasarnya ada dua opsi lokasi di Lebak yang sudah dipersiapkan untuk TPA Regional. Pertama di Kecamatan Maja, tepatnya yang berbatasan dengan Kecamatan Sajira.
"Persoalannya, di Maja lahanya tergolong kecil, luasnya hanya sekitar 10 hektare," kata dia.
Lokasi kedua di Kecamatan Cimarga. Iti menyebut, di lokasi itu luas lahan yang tersedia 200 hektare sehingga cocok untuk pembangunan TPA Regional.
"Ini saya sampaikan karena secara aksesibilitas mudah. Seperti ke Maja mungkin bisa diangkut melalui gerbong kereta api. Kalo di Cimarga bisa lewat jalur tol," ujar Iti.
Jadi, lanjutnya, dua daerah itu yang memungkinkan adanya TPA regional. "Tinggal itu teknologi yang kita gunakan. Supaya tidak pencemaran kepada masyarakat. Seperti kita belajar dari Bantargebang," tambahnya.