Ilustrasi gempa (IDN Times/Sukma Shakti)
Artinya, lanjut Daryono, kemungkinan besar di Selat Sunda itu sedang berlangsung akumulasi medan tegangan. "Karena kanan kirinya sudah lepas. Ini (Selat Sunda) belum, berarti bisa terjadi suatu saat karena memang secara sumber itu sama yang di Pangandaran maupun Bengkulu satu jalur namanya lajur tunggal," terang Daryono.
Baik Pangandaran, Selat Sunda, maupun Bengkulu itu satu lajur dan itu sama-sama daerah aktif. Di sisi lain, Pangandaran Selat Sunda, Bengkulu sama-sama daerah yang tertekan oleh lempeng Australia mendesak dari selatan.
"Kok yang lepas hanya Pangandaran dan Bengkulu, yang tengah kok belum? Berarti bisa lepas sewaktu-waktu yang kita tidak tahu kapan itu. Itu namanya potensi," kata dia.
Daryono menganalogikan, fenomena seismic gap seperti orang sudah lama tak buang air besar.
"Orang sudah lama ga bongkar muat, sekalinya bongkar muat banyak. Seperti orang sedang hamil suatu saat akan melahirkan, cuma waktunya harinya jamnya tidak ada yang tahu," kata dia.