Ilustrasi banjir. ANTARA FOTO/Fauzan
Salah satu persoalan yang tak bisa dipungkiri di wilayah Tangerang Raya adalah keberadaan aliran sungai dan anak sungai yang melewati pemukiman. Umumnya, banjir terjadi karena luapan air ungai Sungai Cisadane dan Cidurian, dan juga anak-anak sungai yang melintas di tengah-tengah pemukiman, seperti Kali Sabi, Cirarab, Cimanceuri, dan sebagainya.
"Permasalahannya sama seperti Kota Tangsel, Kota Tangerang. Dimana daerah yang menjadi sebaran banjir lantaran berdekatan atau bahkan bersebelahan dengan aliran sungai besar yang melintas di Kabupaten Tangerang," katanya.
Sementara itu, untuk wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menurut data Dinas Sumberdaya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi, ada 40 titik banjir yang perlu diwaspadai.
Bahkan, pemerintah daerah setempat itu telah memetakan adanya ratusan titik genangan bilamana hujan turun dengan intensitas sedang dan tinggi.
"Titik banjir sendiri lantaran kawasan pemukiman dilewati oleh sungai, ada tiga sungai yang melewati Tangsel. Sungai Cisadane, Angke dan Pesanggrahan," ucap Kepala Dinas Sumberdaya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Robbi Cahyadi.
Ia mengatakan, titik banjir yang sering melanda daerahnya itu rata-rata disebabkan oleh permasalahan yang sama dengan wilayah Tangerang Raya lainnya seperti adanya luapan aliran sungai Kali Angke dan Cibenda.
"Bukan hanya terjadi pada kawasan yang bersebelahan dengan sungai saja. Melainkan anak-anak sungainya, seperti Kali Angke, Cibenda," tuturnya.