Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Forum Peduli Serpong gelar aksi di gedung DPRD Tangsel tuntut perbaikan pengelolaan TPA Cipeucang (IDN Times/Muhamad Iqbal)
Forum Peduli Serpong gelar aksi di gedung DPRD Tangsel tuntut perbaikan pengelolaan TPA Cipeucang (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Intinya sih...

  • Persoalan sampah harus dikerjakan dari hulu ke hilir, melibatkan masyarakat secara aktif dalam perumusan kebijakan dan satuan tugas pengelolaan sampah.

  • Penutupan TPA Cipeucang beri dampak besar bagi warga sekitar, menimbulkan bau yang sangat berdampak bagi masyarakat Serpong.

  • Warga bantah lakukan aksi penutupan TPA Cipeucang, meminta pemerintah menyampaikan program yang jelas dan terukur serta mendukung rencana pembangunan sistem pengelolaan sampah seperti Material Recovery Facility (MRF).

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang Selatan, IDN Times – Warga yang tergabung dalam Forum Peduli Serpong (FSP) menggelar unjuk rasa di Gedung DPRD Kota Tangerang Selatan, menuntut pembenahan tata kelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang. Warga menilai penutupan total TPA justru menimbulkan persoalan baru, selama tidak dibarengi dengan pengelolaan sampah yang jelas dan terukur.

Tokoh FSP yang memimpin aksi, Abdul Manap menegaskan, warga Serpong tidak pernah menutup TPA Cipeucang, hanya minta perbaikan tata kelola.

“Kami minta dibuka, walau bagaimanapun kami butuh juga tempat itu. Cuman minta lebih dibuat secara baguslah, modernisasi atau apalah. Ditata, kemudian hijau, sampah itu dikelola dengan baik dan benar,” kata Manap di gedung DPRD Tangsel, Kamis (18/12/2025).

1. Persoalan sampah harus dikerjakan dari hulu ke hilir

Forum Peduli Serpong gelar aksi di gedung DPRD Tangsel tuntut perbaikan pengelolaan TPA Cipeucang (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Ia menekankan, persoalan sampah harus dikerjakan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan masyarakat secara aktif, bukan hanya pemerintah.

“Jadi kita juga sebagai masyarakat tidak hanya menyerahkan begitu saja kepada pemerintah. Kami pun masyarakat itu harus dikerjakan. Artinya sampah ini harus dikerjakan dari hulu sampai hilir,” ujarnya.

Abdul Manap menegaskan pentingnya keterlibatan warga dalam perumusan kebijakan dan satuan tugas (satgas) pengelolaan sampah. Ia khawatir, tanpa pelibatan masyarakat, kebijakan yang dibuat justru kembali melenceng dari tujuan awal. Untuk itu, lanjutnya, pembentukan satgas dalam penanganan permasalahan ini jadi salah satu tuntutannya.

“Satgas nanti dalam merumuskan ini pun kita harus dilibatkan. Karena kalau enggak dilibatkan entar keluar jalur lagi. Nah, kami minta nanti masyarakat dilibatkan untuk dalam apapun, terutama dalam Cipeucang itu,” tegasnya.

2. Penutupan TPA Cipeucang beri dampak besar bagi warga

Forum Peduli Serpong gelar aksi di gedung DPRD Tangsel tuntut perbaikan pengelolaan TPA Cipeucang (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Menurutnya, penutupan TPA Cipeucang menimbulkan dampak besar bagi warga sekitar, terutama masyarakat Serpong yang selama ini hidup berdampingan dengan TPA.

“Cipeucang sangat berdampak, Pak. Sangat berdampak. Kami sudah merasakan bau. Tapi bau kami dengan warga Serpong dengan wilayah lain kan tidak seperti kami. Kalau kami setiap hari,” ujarnya.

Ia menilai situasi saat ini justru menunjukkan betapa vitalnya keberadaan TPA bagi Kota Tangerang Selatan. Penutupan dalam waktu singkat saja, katanya, sudah memicu persoalan di berbagai wilayah.

“Sekarang kan warga yang lain tiga hari, empat hari saja mereka sudah berteriak. Nah, jadi dampaknya sangat luar biasa. Makanya tolong sampah ini dikelola betul. Dikelola, bukan TPA itu tempat pembuangan akhir, tapi tempat pengelolaan akhir,” kata Abdul Manap.

Karena itu, FSP meminta agar TPA Cipeucang dibuka kembali, dengan catatan pengelolaan dilakukan secara serius dan modern.

3. Warga bantah lakukan aksi penutupan TPA Cipeucang

Forum Peduli Serpong gelar aksi di gedung DPRD Tangsel tuntut perbaikan pengelolaan TPA Cipeucang (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Ia menegaskan, pembukaan TPA hanya bisa diterima warga jika pemerintah menyampaikan program yang jelas dan terukur. “Intinya itu bisa dibuka kalau kami sudah tahu apa programnya. Kalau programnya enggak jelas, saya juga enggak mau,” katanya.

Abdul Manap juga meluruskan anggapan FSP berada di balik penutupan TPA Cipeucang. Pihaknya katanya, tidak pernah menuntut hal tersebut.

“Tolong saya mohon kepada seluruh warga Tangsel, kami dari Forum Peduli Serpong tidak menutup. Kalau ada elemen lain yang menutup, itu bukan urusan kami. Sesuai dengan poin kami, sampah dikelola. Kalau dikelola kan tidak ada penutupan,” tegasnya.

Terkait rencana pemerintah membangun sistem pengelolaan sampah seperti Material Recovery Facility (MRF), Abdul Manap menyatakan dukungan penuh. Ia menilai sistem tersebut penting selama sampah benar-benar dikelola, bukan hanya ditumpuk.

“Saya ngedukung. Yang penting sampah ini, saya juga buang sampah. Tetapi tolong dikelola. Kelola sampah itu tidak ditumpuk,” ungkapnya.

Editorial Team