Waspada Diseksi Aorta, Gejala Mirip Maag Tapi Mematikan

Tangerang, IDN Times - Satu faktor yang memicu berbagai macam penyakit saat ini adalah pola hidup yang tidak baik. Bahkan terdapat penyakit yang disebut 'the silent killer', lantaran tidak bergejala atau bergejala ringan namun mematikan. Yaitu diseksi aorta.
Aorta merupakan pembuluh darah terbesar di tubuh manusia yang bertanggung jawab membawa darah beroksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Apabila kinerjanya mengalami gangguan seperti robekan, maka dapat menimbulkan dampak kritis yang bisa menyebabkan kematian.
Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular Siloam Hospital Lippo Village, Maulidya Ayudika Dandanah mengatakan, diseksi aorta nyatanya tidak memiliki gejala khusus. Dalam tahap kerusakannya, bila aorta masih masuk dalam tahapan robekan skala kecil, maka tidak ada gejala. Namun bila robekan tersebut sudah masuk skala besar, maka akan mengalami gejala nyeri, sesak napas, pingsan, keringat dingin, hingga jantung berdebar.
"Kalau robekannya parah, maka gejalanya hampir mirip dengan gejala jantung. Ada juga gejala yang mirip dengan maag, ataupun stroke. Tergantung dari kondisi robekan aorta itu," kata Maulidya, Sabtu (28/10/2023).
1. Pola hidup yang tidak sehat jadi faktor utama diseksi aorta
Lanjut dia, penyakit diseksi aorta ini muncul dari beberapa faktor, terutama berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat.
"Faktornya ada banyak, mulai dari merokok yang menyebabkan dinding pembuluh darah keras dan rapuh, sehingga bisa menyebabkan gampang robek. Lalu hipertensi, kolestrol hingga radang pembuluh darah," ujarnya.
2. Penyembuhan diseksi aorta hanya bisa dengan operasi
Dalam pengobatannya, disersi aorta hanya bisa dilakukan dengan proses operasi. Hal ini lantaran dinding yang rusak harus dilakukan perbaikan, dan tidak bisa dengan mengonsumsi obat.
"Penanganannya ya operasi, pakai obat bisa gak? Tidak, karena obat ini hanya menjaga agar tidak memperburuk dan risiko tidak memperberat kondisi pasien," ungkapnya.
3. Dokter imbau masyarakat rajin medical check up
Untuk mengetahui kondisi aorta, Maulidya meminta agar masyarakat lebih rajin melakukan medical check up secara rutin minimal lima tahun sekali.
"Caranya satu, selain hidup sehat, bisa dilakukan pengecekan dengan proses medical check up. Ada beberapa rumah sakit yang menyediakan, seperti Rumah Sakit Siloam. Medical check up-nya pun minta yang keseluruhan, di mana difokuskan juga di area sekitar jantung dan pembuluh darah," ungkapnya.