Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Intinya sih...

  • 40 persen UMKM di Indonesia terhenti berusaha karena kurangnya mitigasi risiko, seperti asuransi, yang menyebabkan kesulitan bangkit setelah musibah.
  • Hanya kurang dari 20 persen pelaku UMKM yang memiliki nomor induk berusaha (NIB), padahal pengurusannya gratis dan memberikan banyak keuntungan.
  • 60 persen UMKM belum mendapatkan akses pembinaan, pelatihan, dan permodalan, sehingga pemerintah mendorong program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu mereka naik kelas.

Tangerang, IDN Times - Sekitar 53 persen pemilik usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Indonesia belum memiliki mitigasi risiko untuk usaha yang dimilikinya, seperti asuransi. Hal tersebut, bahkan menyebabkan 40 persen diantaranya sempat terhenti berusaha usai betul-betul mendapatkan musibah.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Riza Adha Damanik.

"Bahkan, mereka baru bisa bangkit selama 2 tahun usai mendapatkan musibah karena tidak ada mitigasi risiko dan persiapan diri tersebut," kata Riza dalam acara Peluncuran Program Pelindungan UMKM Tenant Alfamart di Alam Sutera, Senin (26/5/2025). 

1. Dari sekitar 60 juta UMKM yang ada di Indonesia, kurang dari 20 persen yang telah memiliki NIB

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Riza mengungkapkan, di Indonesia, terdapat sekitar 60 juta pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung dalam perputaran ekonomi di Indonesia lantaran berkontribusi besar pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia serta penyedia lapangan kerja di Indonesia. Sayangnya, baru kurang dari 20 persen pelaku UMKM yang memiliki nomor induk berusaha (NIB). 

"Padahal pengurusan NIB itu gratis dan kalau sudah dapat NIB, ia mudah dapat jaminan asuransi mikro, mudah menjalin kemitraan, bisa mendapatkan sertifikasi halal gratis, SNI, sampai pengurusan Halal gratis," jelasnya.

2. Sekitar 60 persen UMKM di Indonesia juga belum dapat akses pembinaan

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Selain itu, Riza menuturkan, sebanyak 60 persen UMKM di Indonesia juga belum mendapatkan akses pembinaan dan pelatihan agar bisa naik kelas. Apalagi, jumlah yang sama juga belum memiliki akses untuk mendapatkan permodalan lantaran legalitas yang kurang.

"Makanya kami ingin menyasar tenant yang jadi supplier atau tenant Alfamart untuk bisa menaikkan kelas mereka karena kalau dibiarkan sendiri untuk memperbaiki produk kayanya agak sulit," ungkap Riza. 

Terkait permodalan, pihaknya juga tengah mendorong para UMKM untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang secara kuantitas pemerintah telah memberikan plafon hingga Rp300 Triliun. Saat ini, ditargetkan UMKM yang memanfaatkan program tersebut dan juga menggunakannya untuk naik kelas. 

"Target 2,4 juta UMKM baru, kalau di Alfamart ada 10ribu gerai bermitra di sini, dorong mereka bisa dapat KUR. Lalu, ada 1,1 juta nasabah yang graduasi, nah itu kami berharap pinjaman KURnya naik untuk meningkatkan produksinya juga hingga 60 persen," jelasnya.

3. Premi asuransi mikro mulai dari Rp40 ribu per tahun

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Fankar Umran, Direktur Utama Askrindo mengungkapkan, untuk mewujudkan pelindungan untuk para pelaku UMKM, Alfamart bekerjasama dengan Askrindo Insurance dan We+ membuat program yang ditargetkan kepada 10 ribu gerai UMKM Alfamart yang ada di seluruh Indonesia. Nantinya, para pelaku UMKM bisa membeli produk asuransi mikro yang memang khusus ditujukan kepada pelaku UMKM dengan premi terjangkau yakni mulai Rp40ribu per tahun.

"Pengusaha kecil ini kalau terjadi apa-apa, misalnya kebakaran habis, siapa yang menjamin mereka bisa kembali membeli gerobak seperti ini lagi besok hari?" kata Fankar.

Untuk itu, sebagai perusahaan asuransi milik negara, pihaknya ingin mendorong pemilik UMKM agar bisa sadar mitigasi resiko yang mungkin terjadi saat berjualan. Premi dan manfaat yang didapatkan pun bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan melalui aplikasi We+ yang bisa diakses di telepon genggam.

"Premi Rp40ribu setahun dicover Rp2,5 juta, premi Rp50ribu dicover Rp5 juta, lalu perlindungan rumah juga Rp40 ribu dicover hingga Rp20 juta, jadi bisa langsung kembali membeli gerobak dan berjualan kembali," ungkapnya.

Fankar juga menjamin, proses klaim tidak akan sulit, yakni cukup mengunduh aplikasi We+, lalu ajukan proses klaim, datang ke Alfamart terdekat untuk proses verifikasi, selanjutnya dana klaim akan cair di aplikasi dan bisa dicairkan melalui Alfamart di seluruh Indonesia.

"Proses hanya memakan waktu 5 sampai 7 hari kerja," tegasnya.

Sementara itu, Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin mengungkapkan, program ini merupakan bagian komitmen pihaknya dalam mendukung UMKM agar bisa membawa dampak besar bagi keberlangsungan mitra di seluruh Indonesia atau paling tidak 10 ribu UMKM yang seharusnya terlindungi dengan asuransi dari hal tidak terduga seperti kebakaran, bencana alam, maupun kecelakaan yang dapat mengganggu kelancaran berjualan.

"Sehingga mereka bisa konsen bagaimana meningkatkan penjualan dan meningkatkan pelayanan karena ada rasa aman dan kepastian bagi umkm menjalankan usahanya," pungkasnya.

Editorial Team