Kota Tangerang, IDN Times - Pandemik COVID-19 diiringi pembatasan pergerakan warga yang mulai terjadi di Indonesia dari medio Maret 2020, memukul beragam sektor usaha ekonomi. Tak terkecuali Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Tak seperti banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat industri yang bangkrut, pelaku UMKM justru bisa bertahan, bahkan mengembangkan usaha di masa sulit ini. Para pelaku memang harus menemukan cara berinovasi dan beradaptasi melawan dampak pandemik.
Seperti yang dilakukan warga Ciledug, Kota Tangerang, Yeni Syafrita, 35 tahun. Dua adalah pelaku UMKM perajin tas dan kantung tisu serbaguna (pouch) dengan bahan bernuansakan ramah lingkungan dengan metode ecoprint. Di masa pandemik, Yeni dan mesin jahitnya memilih membuat lebih banyak masker ketimbang produk tasnya. Selain itu, marketplace dan aplikasi online shop jadi cara paling ampuh melawan pembatasan gerak.
Alhasil, pada tahun 2020 keuntungannya meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.