Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kamar hotel (unsplash.com/reisetopia)

Tangerang Selatan, IDN Times - Momentum libur Hari Raya Idul Fitri bagi industri jasa penginapan di Tangerang Selatan (Tangsel) tak sesuai harapan. Hal itu mengacu dari tingkat angka keterisian kamar hotel atau okupansi di Kota Tangsel yang turun drastis.

"50 persen turun," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel, Gusri Effendi, Rabu (9/4/2025).

1. Gusri mengaku belum memahami penyebabnya

Potret kamar hotel dengan bed scarf (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Biasanya, lanjut Gusri, masa libur Lebaran menjadi masa meraup cuan bagi para pengusaha hotel. Namun kondisi yang terjadi malah justru kebalikannya.

Gusri mengaku, belum memahami soal perkiraan penyebab angka okupansi hotel anjlok. "Yah daya beli lebih tentu berpengaruh," terangnya.

2. Angka mudik juga mengalami penurunan

BBPJN Kaltim mencacat 11 ribu kendaraan melintasi Jalan Tol Balikpapan-IKN selama arus mudik Lebaran. (IDN Times/Erik Alfian)

Kondisi anomali juga terjadi pada angka mudik. Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melansir jumlah pemudik Lebaran 2025 diproyeksikan hanya sekitar 146,48 juta orang. Angka tersebut merosot 24,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu mencapai 193,6 juta orang.

Kabiro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, mengatakan penggambaran potensi tersebut berdasarkan persepsi publik atas pertanyaan saat penelitian. Realisasi angkutan Lebaran terdapat kemungkinan keputusan masyarakat berbeda tergantung berbagai situasi dan kondisi yang mampu mempengaruhi keputusan akhir.

Kendati demikian, Budi mengaku bahwa dalam survei yang dilakukan Kemenhub, tidak menjurus mengenai penyebab atau alasan mengapa sehingga terjadi penurunan jumlah proyeksi pemudik tahun ini.

"Mengenai apa penyebabnya tidak menjadi fokus dalam penelitian tersebut sehingga kami tidak dapat menyampaikan penyebab persis dari penurunan tersebut," kata Budi dalam keterangannya dikutip, Selasa (1/4/2025).

3. Celios sebut PHK yang masif jadi penyebabnya

ilustrasi terkena PHK (freepik.com/freepik)

Sementara itu, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengkaji masifnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di dua bulan awal tahun 2025 menekan perekonomian, tidak terkecuali saat momentum Ramadan dan Idul Fitri.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat ada 18.610 orang yang terkena PHK dari Januari hingga Februari 2025. Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.

Jika mengacu data Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), sudah ada 60.000 buruh di-PHK dari 50 perusahaan. Kondisi tersebut membuat kinerja konsumsi melemah, dengan salah satu indikatornya adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, menyampaikan pada Januari 2025, terjadi penurunan IKK hingga 0,4 persen (month-to-month) dibandingkan IKK Desember 2024. Menurutnya, situasinya cukup anomali.

"Jika kita mengacu pada periode 2022 hingga 2024, biasanya terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun. Kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Editorial Team