Pameran UMKM di Mal Tangerang, Fesyen Hingga Makanan
Tangerang, IDN Times - Di tengah daya beli masyarakat yang menurun, pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) masih terus eksis. Contohnya melalui pameran UMKM bertajuk Pekan Raya BFI Finance di TangCity Mall, Kota Tangerang.
Pameran yang berlangsung hingga 10 Agustus 2025 ini menampilkan berbagai produk mulai dari fesyen, camilan, aksesori, hingga kerajinan tangan. Beberapa UMKM di antaranya yakni Prinna, Lentera Hijab Store, Hijab Corner, Frena's Collection, Dwi Lim Craft, dan sebagainya.
"Ada 20 UMKM yang ikut serta dalam pameran kali ini, yang seluruhnya merupakan UMKM asli Tangerang," kata General Manager BFI Finance Regional Jabodetabek, Susinto Tenggono, Sabtu (9/8/2025).
1. Pelaku UMKM juga bisa mengikuti pelatihan dan konsultasi oleh ahli
Susinto mengungkapkan, Pekan Raya ini bisa dimanfaatkan UMKM untuk mengembangkan bisnis serta membuka jalan kemitraan, sebagai bentuk pengembangan jangka panjang. Sehingga, pelaku UMKM semakin bisa mengembangkan bisnisnya ke ranah yang lebih luas.
"Bukan hanya ada bazaar, tapi juga ada berbagi ilmu dan pelatihan yang diisi oleh praktisi, dan juga ajang konsultasi langsung antar pelaku usaha," tuturnya.
2. Ada 50 UMKM di Tangerang yang dibina
Susinto mengungkapkan, saat ini terdapat 50 UMKM di kawasan Tangerang Raya yang jadi binaannya. Mereka bukan hanya dipermudah akses permodalan namun juga diberikan pendampingan agar bisa terus mengembangkan bisnisnya.
"Pembinaan tersebut mulai dari edukasi terkait produk, pemasaran, hingga membantu memasarkan produk UMKM ke pasar yang lebih luas," jelasnya.
3. Pemkot Tangerang minta perusahaan pembiayaan permodalan juga ikut mendampingi UMKM
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Tangerang, Suli Rosadi menuturkan, banyaknya perusahaan permodalan baik bank maupun non bank sangat baik dalam membantu pelaku UMKM terus berkembang. Namun, selain permodalan, perusahaan permodalan non bank seperti BFI ini juga harus melakukan pendampingan secara simultan.
"Dukungan finansial memang peting, tapi juga pemberi modal harus memberi pendampingan kepada penerima modal untuk memulai atau pengembangan usaha. Jangan ditinggal, dikhawatirkan tidak siap, malah bangkrut cepat,"katanya.
Sebab, saat ini di tengah keadaan ekonomi tak menentu, adanya PHK massal, masyarakat banting setir membuka usahanya sendiri. Baik dalam bentuk berjualan langsung, hingga penyediaan jasa.
"Setiap peminjam belum tentu punya kemampuan berjualan, mengembalikan modalnya, sehingga sangat butuh pendampingan, apalagi mental berdagang itu yang harus terus dibimbing dan didampingi," ujarnya.
