Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi UMKM (Dok. Pemkot Tangerang)
Ilustrasi UMKM (Dok. Pemkot Tangerang)

Intinya sih...

  • UMKM harus bermitra dengan mitra lokal untuk naik kelas

  • Inovasi UMKM juga harus merambah sektor pemasarannya

  • Kurasi juga harus memastikan kelengkapan standar produk UMKM

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Tantangan pelaku usaha kecil mikro kecil menengah (UMKM) di tengah persaingan pasar ritel yang semakin ketat tidak bisa lagi dijawab dengan kerja individu. Pelaku usaha kecil dituntut untuk membangun jejaring, memperluas kolaborasi, dan mencari mitra yang mampu membuka pintu pasar yang lebih besar.

Salah satu tantangan pelaku saat ini adalah produk UMKM memiliki potensi besar, namun terhambat akses pasar. FX Yudi Hartanto, Ketua DPD Aprindo Jawa Barat, FX Yudi Hartanto mengungkap, dengan pola kemitraan, produk UMKM bisa masuk rak-rak toko atau ritel modern.

"Atau dipromosikan dalam kegiatan bersama, sehingga memperkuat branding sekaligus meningkatkan daya saing," kata Yudi, saat Kelas IV UMKM Hari Retail Nasional 2025 di Alfa Tower, Alam Sutera, Tangerang, Minggu (14/9/2025).

1. UMKM harus bermitra dengan mitra lokal

Ilustrasi UMKM (Dok. Pemkot Tangerang)

Menurut Yudi yang juga Head of Administrator Borma Group kemitraan lokal adalah pintu masuk nyata bagi UMKM untuk naik kelas. Bekerja sama dengan ritel modern, koperasi, maupun komunitas bisnis setempat akan memberi UMKM ruang untuk memperluas distribusi sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen.

“UMKM tidak bisa lagi berjalan sendiri, tapi harus menjadi bagian dari ekosistem bisnis yang saling mendukung,” tegasnya.

Yudi mencontohkan pengalaman Borma Group yang membuka ruang bagi UMKM Jawa Barat untuk masuk ke jaringan mereka, yang terbukti mampu mendongkrak penjualan sekaligus mengangkat citra produk lokal.

"Dengan cara itu, UMKM tidak hanya bertahan, tapi juga bisa tumbuh bersama," ungkapnya.

2. Inovasi UMKM juga harus merambah sektor pemasarannya

Ilustrasi UMKM (Dok. Pemkot Tangerang)

Sementara itu, Lelly Christin selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Bunda Mulia, yang menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam strategi UMKM. Menurutnya, inovasi berkelanjutan tidak hanya terletak pada produk, melainkan juga dalam model bisnis, pemasaran, hingga pengemasan produk yang ramah lingkungan.

“UMKM kuat bukan hanya karena produknya, tapi juga karena strategi yang dijalankan dan inovasi yang konsisten. Pelaku usaha harus mampu membaca peluang, mengelola sumber daya, dan membangun diferensiasi agar tetap relevan di pasar,” jelas Lelly.

3. Kurasi juga harus memastikan kelengkapan standar produk UMKM

Ilustrasi UMKM (Dok. Pemkot Tangerang)

Sementara itu, Ketua Bidang UMKM Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), Irwan S Widjaja lebih menyoroti pentingnya kurasi produk UMKM agar bisa masuk ke pasar ritel modern. Dalam materinya, ia menegaskan bahwa kurasi bukan sekadar proses seleksi, tetapi juga bentuk pendampingan untuk memastikan produk memiliki kualitas, legalitas, dan kelengkapan standar yang diakui konsumen maupun retailer.

Ia menuturkan, kurasi berfungsi sebagai filter yang membantu UMKM menampilkan produk yang relevan, berkualitas, dan siap bersaing. Faktor seperti legalitas usaha, sertifikasi halal, izin edar BPOM, hingga kelengkapan informasi pada label kemasan merupakan syarat mutlak yang perlu diperhatikan. "Tanpa itu, produk UMKM akan sulit menembus pasar modern maupun global,” tegas Irwan.

Diketahui, Kelas tersebut diikuti ratusan pelaku UMKM dari berbagai daerah di Indonesia melalui platform daring. Antusiasme peserta terlihat dari interaksi selama sesi tanya jawab, terutama terkait strategi pemasaran digital, peluang kolaborasi dengan ritel, hingga kesiapan produk dalam proses kurasi.

Ketua Panitia HRN 2025 APRINDO, Hans Harischandra Tanuraharjo, menyampaikan bahwa program kelas UMKM ini merupakan bagian dari komitmen APRINDO untuk mendorong UMKM naik kelas dan semakin kompetitif.

“Hari Ritel Nasional bukan hanya perayaan ritel modern, tetapi juga wadah kolaborasi dengan UMKM. Melalui kelas ini, kami ingin memberikan bekal pengetahuan dan strategi yang aplikatif agar UMKM dapat menembus pasar ritel dan bersaing secara berkelanjutan,” ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team