Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi rumah subsidi (Dok. Apersi)

Tangerang, IDN Times - Program pembangunan 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk masyarakat berpenghasilan rendah dinilai bisa mendongkrak peluang beberapa sektor industri di Indonesia. 

Namun, David Samuel Chief Economist BCA dalam diskusi Market Outlook 2025 di event BCA Expoversary 2025, ICE BSD City, mengungkapkan program tersebut perlu diperkuat dengan sektor industri penopang yang siap. 

"Memang kalau kita ambil contoh, program 1 juta rumah yang dicanangkan era Presiden Jokowi tidak tercapai, karena apa? Karena industrinya belum siap," kata David, Minggu (23/2/2025).

1. Pemerintah harus berikan stimulus agar industri terkait bisa terdongkrak

Ilustrasi rumah subsidi (IDN Times/Dhana Kencana)

David mengungkapkan, pemerintah seharusnya memberikan stimulus seperti insentif kepada sektor-sektor industri penopang program tersebut melalui pajak, perizinan atau kebijakan. Hal tersebut agar pembangunan 3 juta rumah seluruhnya menggunakan produk dalam negeri.

"Kalau mau mencapai target tapi industrinya tidak siap, ya jadinya impor. Paling yang siap di dalam negeri industri semen, bata, dan cat. Tapi yang lainnya seperti sanitary produk, lampu misalnya, itu tidak ada," terangnya.

2. Pemerintah harus buat ekosistem yang aman untuk produk dalam negeri

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

David menegaskan, dalam program 3 juta rumah tersebut, pemerintah harus memastikan ekosistem yang aman untuk para pelaku industri dalam negeri. Hal tersebut agar, perputaran ekonomi dalam negeri bisa terdongkrak.

"Jadi jangan sampai kita mendorong satu sektor, tapi ekosistemnya tidak dibangun, akhirnya masyarakat akan jadi penonton saja. Fokusnya harusnya di job creation, karena selama ini kan pemerintah bilang pertumbuhan akan sekian, tapi pertumbuhannya berkualitas tidak, bisa menyerap tenaga kerja tidak," bebernya.

3. MBG juga bisa dongkrak industri dalam negeri

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Selain 3 juta rumah, program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga bisa menjadi peluang bagi sejumlah sektor industri sehingga dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, di Indonesia penggerak utama sejauh ini yang kaitannya dengan kebijakan dan program pemerintah. 

"Sekarang pemerintah refocusing sektor-sektor yang pingin mereka dorong salah satunya properti, itu sub sektornya banyak, jasa yang berkaitan dengan itu pastinya akan bergerak juga," ujarnya.

Selian itu juga MBG, menurut David, tidak hanya akan menggerakkan sektor industri makanan dan minuman, tapi juga transportasi, logistik dan pengemasan.

"Dalam satu dua tahun ke depan masih jadi sektor dan subsektor yang prospektif," tambahnya.

Editorial Team