Kardus daur ulang bisa mengurangi deforestasi (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Alden menuturkan, material ALVAboard memiliki ketahanan tinggi terhadap kelembapan, air, dan beban berat. Hal ini membuatnya dapat digunakan berulang kali tanpa mengalami degradasi kualitas secepat kardus kertas. Dalam aplikasinya, ALVAboard dapat dimodifikasi menjadi bin box, box logistik, storage untuk warehouse, layer pad industri, packaging frozen food, box pindahan, hingga berbagai bentuk kemasan yang membutuhkan ketahanan lebih.
"Fleksibilitas desain membuatnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, baik dalam skala kecil maupun volume besar," jelasnya.
Selain dari sisi operasional, keunggulan ALVAboard juga terlihat dari kontribusinya dalam mendukung penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dan komitmen sustainability yang kini semakin penting dalam bisnis modern. Dengan memperpanjang masa pakai kemasan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan sekali pakai, perusahaan dapat menekan jumlah pembelian kardus secara berkala. Secara ekonomi, hal ini membantu menurunkan biaya operasional jangka panjang.
"Secara lingkungan, penggunaan kemasan reusable berarti mengurangi jumlah pohon yang ditebang untuk produksi kertas dan mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA," tuturnya.
Alden menegaskan, keberlanjutan harus dimulai dari perubahan sistem, bukan sekadar kampanye. Selama model konsumsi “pakai-buang” masih dipertahankan, dampak negatif terhadap lingkungan akan terus berlangsung meskipun upaya daur ulang dilakukan. Solusi berkelanjutan dianggap efektif ketika kebutuhan industri terpenuhi tanpa mengorbankan keseimbangan alam.
"Transisi menuju kemasan reusable seperti ALVAboard merupakan langkah nyata untuk meningkatkan efisiensi lingkungan sekaligus membangun standar operasional yang lebih bertanggung jawab," ungkapnya.